Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mobil Lawas Jangan Asal Dipakai Ngebut

Kompas.com - 22/01/2018, 17:05 WIB
Alsadad Rudi

Penulis

 

Bogor, Kompas.com - Penggemar mobil lawas biasanya terbagi atas dua golongan. Yang pertama adalah penyuka kecepatan yang senang melakukan berbagai ubahan pada mobilnya. Sedangkan yang kedua adalah mereka yang lebih menyukai estetika dan tidak mau sama sekali mengubah kondisi asli dari mobilnya.

Untuk tipe yang kedua, Pembina Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) Anton Suleiman menyarankan agar pemilik untuk tidak sama sekali mencoba-coba menguji kemampuan maksimal mobinya. Kondisi ini dinilainya justru bisa menimbulkan masalah pada mesin mobil dan keselamatan dari pemakainya.

Baca juga : Mobil Tua Belum Tentu Disebut Mobil Klasik

Anton kemudian mencontohkan mobil Ford Mustang lansiran 1967 miliknya. Menurut Anton, mobilnya itu sebenarnya masih kuat digeber hingga kecepatan 120 kilometer per jam. Namun dia tidak pernah melakukannhya. Hal yang sama juga selalu ditekankan kepada orang yang menggunakan mobilnya itu.

Mesin dari Ford Mustang lansiran 1967 milik salah seorang anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) yang hadir di Bogor, Minggu (21/1/2018). Kompas.com/Alsadad Rudi Mesin dari Ford Mustang lansiran 1967 milik salah seorang anggota Perhimpunan Penggemar Mobil Kuno Indonesia (PPMKI) yang hadir di Bogor, Minggu (21/1/2018).

"Yang namanya mobil lama pasti punya problem. Biarpun masih bisa dibawa 120 kilometer, tapi engine tidak kuat dan lebih khawatir di rem. Namanya barang tua kita enggak tahu kapan dia ngadat," kata Anton saat ditemui Kompas.com di Kebun Raya Bogor, Minggu (21/1/2018).

Menurut Anton, menguji kemampuan mesin sah-sah saja kalau mobil sudah dimodifikasi. Seperti penggunaan mesin baru lengkap dengan fitur keselamatan dari teknologi mobil masa kini.

"Kalau engine dan sistem rem sudah diganti mungkin aman. Namun kalau masih original sebaiknya jangan," ucap Anton.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau