Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Bangun Morris Mini Klasik, Sekarang Sudah Lebih Mudah

Kompas.com - 11/12/2017, 08:22 WIB
Fachri Fachrudin

Penulis

Tangerang, KompasOtomotif - Merestorasi mobil Mini tidaklah mudah. Butuh kesabaran karena suku cadangnya cukup sulit didapatkan. Perasaan inilah  yang dirasakan sesepuh Jakarta Morris Club, Amrih Sahri.

Amrih mengatakan, ada beberapa bengkel di Jakarta yang biasanya dijadikan tempat berkumpulnya para pemilik mobil Pabrikan British Motor Corporation (BMC) tersebut. Salah satunya di bilangan Sultan Agung di Guntur, Jakarta Selatan.

"Bengkelnya Pak Rono, anaknya namanya Santoso, itu jadi tempat kumpul, walaupun di Kramat (Jakarta Pusat), juga ada," kata Amrih di sela acara "Indonesia 1st Mini Day" yang digelar di MaxxBox Lippo Karawaci, Tangerang, Banten, Sabtu (9/12/2017).

Baca juga : Kumpul Penggemar Mini Cooper Tingkat Nasional Digelar

Di bengkel itulah para pemilik mobil buatan Inggris ini bertukar informasi mengenai suku cadang dan berbagai hal lainnya. Bahkan, tukar pinjam suku cadang pun kerap dilakukan sesama pemilik mobil.

Morris Mini Cooper MK 1, diproduksi sekitar Tahun 1959 hingga 1966-an. Adapun ciri khas pada mobil mini generasi pertama ini, diantaranya adalah masih menggunakan kaca geser pada pintu kemudi dan penumpang di sebelahnya. Selain itu, pada umumnya, kapasitas mesin yang digunakan sekitar 850 Cc.Fachri Fachrudin Morris Mini Cooper MK 1, diproduksi sekitar Tahun 1959 hingga 1966-an. Adapun ciri khas pada mobil mini generasi pertama ini, diantaranya adalah masih menggunakan kaca geser pada pintu kemudi dan penumpang di sebelahnya. Selain itu, pada umumnya, kapasitas mesin yang digunakan sekitar 850 Cc.
Sesepuh JMC lainnya, Sonoe Harmanto menambahkan, suku cadang mobil mungil ini didatangkan langsung dari luar negeri. Oleh karena itu, butuh waktu jika ingin melakukan perbaikan.

Tetapi dari kumpul-kumpul sesama pemilik Mini, akhirnya bisa saling bertukar informasi serta tips dan trik. Beberapa bagian mobil, khsusnya pada mesin, bisa disiasati dengan menggunakan suku cadang mobil lain yang lebih umum.

Baca juga : Morris Mini, Dirancang Karena Krisis Suez, Terkenal Berkat Mr Bean

Namun demikian, jika bicara soal perawatan mesin Mini Cooper, maka tidaklah sulit. Menurut Sonoe, mesin dari mobil yang ukurannya sekitar 3 meter ini cukup kuat.

"Asalkan kita rajin mengontrol mobilnya. Cek remnya, mesinya, rajin ganti oli, ini aman. Ini bandel kok mesinnya," kata Sonoe.

Morris Mini Cooper MK 3, diproduksi sekitar Tahun 1976 hingga 1979-an. Pada mobil ini sudah menggunakan engesel kaca putar. Berbeda dengan Mini Cooper MK 1 dan MK 2 yang masih menggunakan kaca geser pada pintu kemudi dan penumpang di sebelahnya. Selain itu, pada umumnya, kapasitas mesin yang digunakan MK 3 sekitar 1.000 Cc.Fachri Fachrudin Morris Mini Cooper MK 3, diproduksi sekitar Tahun 1976 hingga 1979-an. Pada mobil ini sudah menggunakan engesel kaca putar. Berbeda dengan Mini Cooper MK 1 dan MK 2 yang masih menggunakan kaca geser pada pintu kemudi dan penumpang di sebelahnya. Selain itu, pada umumnya, kapasitas mesin yang digunakan MK 3 sekitar 1.000 Cc.
Sementara anggota JMC yang lebih muda, Bisma Adi mengatakan, mendapatkan spare part mobil tua tersebut tidaklah sulit. Berbagai partisi bisa dipesan melalui beberapa website dan diimpor langsung dari luar negeri. Paling lama, sepuluh hari saja barang yang dipesan itu sudah sampai di tangan.

Jika ingin berbelanja secara langsung, para pemilik mobil ini bisa menyambangi penjual spare part mobil yang ada Atrium Senen, Jakarta Pusat. Bengkel-bengkel di sana menyediakan berbagai kebutuhan pemilik Morris.

Baca juga : Jelajah Bali Bersama MINI Cooper S Cabrio [VIDEO]

"Biasanya kami belanja di Atrium Senen, tapi barangnya itu pun dimasukan dari luar negeri juga. Jadi tidak ada produksi lokal. Kalau mau hemat, beberapa bisa substitusi, misalnya filer oli bisa menggunakan milik Kijang Inova, busi juga sama seperti mobil umumnya. Tapi tidak semua part bisa di substitusi," kata Bisma.

Meskipun tidak sulit mendapatkan suku cadang mobil tua tersebut, namun harganya berbeda dengan mobil-mobil pada umunya. "Ya, sedikit lebih mahal," kata Bisma.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau