Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pajak Sedan Turun, Jangan "Ngarep" Ekspor Langsung Naik

Kompas.com - 19/08/2017, 07:22 WIB
Febri Ardani Saragih

Penulis

Tangerang, Otomania.com – Rombakan regulasi otomotif yang tengah dilakukan Kementerian Perindustrian, salah satunya menurunkan Pajak Penambahan Nilai atas Barang Mewah (PPnBM). Alasannya, agar pasar sedan dalam negeri bisa bertumbuh hingga akhirnya membantu kinerja ekspor otomotif.

Beban pajak yang semula 30 persen hendak diturunkan menjadi 10 persen untuk kubikasi mesin 1.500cc ke bawah. Namun, apakah betul kebijakan harmonisasi tarif ini mampu merangsang kinerja ekspor mobil dari Indonesia?

Satu-satunya pabrikan mobil di Indonesia yang memproduksi sekaligus mengekspor sedan, Toyota Motor Manufacturing Indonesia (TMMIN), menanggapi positif perubahan pajak sedan. Namun, bila berbicara soal memperbesar ekspor, masih banyak tahapan yang harus dilalui.

Baca juga: Tolak Revisi UU TNI, Mahasiswa Papua Sebut Percuma Sekolah Tinggi-tinggi tapi TNI Aktif Duduk di Jabatan Sipil

“Kalau dilihat sejarahnya, di Indonesia yang berkembang memang MPV. Pemerintah memberikan insentif buat mobil yang pasarnya besar. Kalau sedan nanti mau diturunkan pajaknya saya rasa sepanjang kebijakan itu membuka pasar lebih besar dan sehat ya oke saja,” kata Bob Azam, Direktur Administrasi PT TMMIN, di GIIAS, BSD, Tangerang, Jumat (19/8/2017).

Ekspor

Penurunan pajak sedan bisa saja memperbesar pasarnya di dalam negeri, tapi Bob mengingatkan masih butuh kerja keras tambahan agar pasar ekspornya terbuka lebih luas. Salah satu faktor yang dikatakan menentukan, yaitu soal perjanjian ekonomi bilateral atau multilateral antara Indonesia dengan negara tujuan ekspor.

“Hal itu akan menentukan. Misalnya Thailand sudah punya dengan Australia dan Selandia baru. Nah, kita sekarang kan belum, masih dalam proses,” ucap Bob.

Baca juga: TNI Diminta Tak Lindungi Prajurit yang Tembak Mati 3 Polisi di Lampung, Terlalu Barbar

Meringankan pajak sedan lalu menginginkan ekspor bertumbuh terasa seperti pelimpahan beban kepada pelaku industri. Sementara faktor pendukungya belum kelihatan.

Faktor selanjutnya yang harus dipikirkan adalah kebijakan prinsipal yang mengatur arah ekspor cabang produksi mereka. Faktor lain yang disebut Bob yaitu daya saing yang ditentukan oleh kedalaman industri.

“Semakin dalam, rantai pasokannya kuat, maka daya saingnya kuat, ekspornya kuat. Jadi itu saling berkait. Enggak sifatnya otomatis, tapi terus terang, sepanjang kebijakan pemerintah itu bersifat menyehatkan atau membesarkan pasar itu baik untuk kami,” kata Bob. 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Berikan Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau