Jakarta, KompasOtomotif – Honda kini makin getol menerapkan teknologi ”downsizing turbo”, mesin dikurangi kubikasinya lalu dipasang peranti turbo, supaya tenaga mobil jauh lebih besar, namun konsumsi bahan bakar makin irit. Civic sudah, lalu CR-V. Apalagi? Jangan mimpi diterapkan untuk Jazz.
Intinya, downsizing turbo akan diterapkan untuk model-model dengan kapasitas mesin besar dan mendatangkan keuntungan untuk konsumen. Kebetulan, di Indonesia, ada hubungannya dengan nilai pajak. Mesin di atas 1.500 cc, sudah pasti pajaknya lebih besar.
Civic, dari 1.800 cc, nilai pajak turun ketika pakai 1.500 cc turbo. Begitu juga CR-V, dari 2.400 cc yang anjlok ke 1.500 turbo. Jazz, yang sudah menggendong mesin 1.500 cc, tak mungkin diturunkan jadi 1.000 cc turbo, karena pajaknya akan sama saja. Atau Brio yang diturunkan lagi dari 1.200 ke 1.000 cc.
”Posisi 1.500 (cc) ditambah turbo, tidak akan dapat pengurangan pajak. 1.000 cc pun nggak ada, karena commercially, batasnya 1.500 cc ke bawah. Nggak akan ada benefitnya untuk konsumen,” ucap Jonfis Fandy, Direktur Pemasaran dan Layanan Purna Jual PT Honda Prospect Motor, (26/7/2017), usai meluncurkan Jazz facelift di The Pallas, SCBD, Jakarta.
Dijelaskan Jonfis, turbo akan mentah-mentah menambah harga Jazz. Orang akan kaget ketika Jazz RS misalnya, tiba-tiba nambah Rp 30 juta (sekitar 280 jutaan), pilihan konsumen bakal bergeser ke model lain.
”Kita nggak tahu harganya (setelah Jazz diterapkan turbo). Tapi kalau melihat Thailand, naiknya sekitar itu,” kata Jonfis.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.