Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tren Bus Dua Lantai, Hino Lebih Tertarik ”Bus Pencari Uang”

Kompas.com - 07/06/2017, 15:35 WIB
Donny Apriliananda

Penulis

Jakarta, KompasOtomotif – Banyak perusahaan oto bus (PO) yang kini mulai main-main dengan bus double decker, atau bus tingkat alias dua lantai bahasa awamnya. Pemasok busnya kini cuma dua, kalau bukan Mercedes-Benz, ya Scania. Hino sebagai salah satu pemain besar bus ternyata belum minat.

Ditanya soal ini, Direktur Rencana Penjualan dan Logistik PT Hino Motor Sales Indonesia (HMSI) Yuichi Naito mengakui bahwa saat ini pihaknya belum membawa varian tersebut, meski tetap langkah monitoring terus dilakukan.

”Kami akan memantau, jika permintaan besar, bukan tidak mungkin kami akan mengembangkannya. Itu bisa dilakukan,” ujar Naito San, di kantor HMSI Wisma Indomobil, Cawang, Jakarta, (6/6/2017).

Baca: Bus Tingkat, Asa Baru Lawan Kereta Api dan Pesawat

Saat ini, Hino memang belum tampak mempunyai tipe bus double decker. Sementara merek Jepang di bawah naungan grup Indomobil itu masih berkonsentrasi di area bus-bus konvensional RK Series yang sangat laku.

Santiko Wardoyo, Direktur Penjualan dan Promosi HMSI pada kesempatan yang sama, mengatakan bahwa mendatangkan bus double decker akan banyak rintangan, terutama dari segi investasi.

”Mahal itu, dan nanti kalau dipakai, kira-kira bisa bersaing nggak dengan kereta api atau pesawat? Kalau saya pantau, ada PO yang sudah mengoperasikan, tapi tidak banyak. Buat image saja. Mending balik lagi ke RK 260 (RK8 R260) yang cari duit,” kata Santiko.

Bermodal bus RK Series saja, Hino sudah sangat dominan. Di pasar bus nasional, periode Januari-April 2017, HMSI sudah menjual 477 unit bus, atau naik 38 persen ketimbang periode yang sama tahun lalu. Bahkan merek ini berhasil menguasai 62 persen pangsa pasar bus!

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com