Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Tesla Kena "Semprit” di Jerman

Kompas.com - 18/10/2016, 07:42 WIB
Ghulam Muhammad Nayazri

Penulis

Frankfurt, KompasOtomotif  - Pemerintah Jerman, lewat Menteri Transportasi Alexander Dobrindt, mendesak Tesla untuk segera menghentikan iklan mobil yang mengekspos fitur Autopilot (self driving/mobil dikendarai sistem komputer). Kemampuan fitur ini masih diragukan keandalannya dalam menjamin keselamatan di jalan.

Pelarangan itu dilakukan karena pemerintah Jerman khawatir, lewat iklan tersebut, akan membentuk pola pikir kalau berkendara secara manual sudah tidak lagi diperlukan.  Federal Motor Transport Authority (KBA) Jerman telah melayangkan surat permintaan kepada Tesla akan hal itu.

"Kami sudah menyampaikan surat tersebut kepada Tesla, di mana untuk tidak lagi menggunakan istilah ‘Autopilot’ yang menyesatkan, untuk sistem bantuan pengemudi mobil," kata Dobrindt mengutip Automotive News Europe, Senin (17/10/2016).

Mendapatkan teguran tersebut, pihak Tesla kemudian memberikan respons. Juru bicara Tesla mengatakan, selain mengiklankan Autopilot, mereka juga terus meminta pengemudi tetap awas selama fitur autopilot aktif.

“Kami juga selalu menegaskan kepada pelanggan bahwa sistem autopilot ini, tetap membutuhkan peran pengemudi untuk memperhatikan jalan setiap saat. Sama seperti di pesawat terbang, ketika digunakan dengan benar, autopilot bisa mengurangi beban kerja supir," kata juru bicara Tesla.

Pada hari Jumat lalu, pihak KBA mengirimkan surat kepada para pemilik mobil Tesla, yang isinya memperingatkan, kalau mobil mereka tidak bisa dioperasikan tanpa perhatian terus-menerus dari pengemudinya. Sesuai dengan undang-undang, mereka harus tetap waspada meski ada fitur autopilot.

Fitur autopilot Tesla, telah menjadi sorotan dan masuk dalam zona pengawasan intensif, pasca tragedi mengenaskan yang menimpa pengemudi Tesla Model S di Florida, Mei lalu. Diduga, salah satu penyebab kecelakaannya yaitu fitur autopilot yang tidak bisa membaca objek di depan, sehingga benturan tidak terhindari.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com