Sochi, KompasOtomotif - Di sirkuit Sochi, Ferrari gagal memanfaatkan Pole position yang diraih Sebastian Vettel. Setelah melakukan start yang cemerlang, Valtteri Bottas justru meraih kemenangan pertamanya di F1 setelah membalap 81 kali di ajang ini. Pebalap asal Finlandia ini unggul tipis atas Sebastian Vettel, dengan selisih 0.6 detik. Ferrari mencoba menggunakan strategi yang sedikit berbeda dari biasanya, namun tidak cukup untuk mengalahkan Bottas.
Sesi kualifikasi di Sochi Autodrom berlangsung ketat antara duo Mercedes dan duo Ferrari. Setelah meraih tiga pole position berturut-turut pada musim 2017, Bottas maupun Hamilton gagal untuk mencatat waktu terbaik pada sesi kualifikasi di Rusia. Sebastian Vettel dan Kimi Raikkonen justru meraih front row lock-out untuk Ferrari, untuk yang pertama kalinya setelah GP Perancis tahun 2008.
Ini juga merupakan pole position pertama Ferrari setelah GP Singapura tahun 2015. Vettel mencatat waktu tercepat 1:33.194, dan jarak antaranya dengan Bottas (Posisi ke-3) kurang dari 0.1 detik.
Balapan seri keempat ini dimulai dengan start cemerlang dari Valtteri Bottas. Pebalap Finlandia ini berhasil mendahului Raikkonen di turn 1, serta Sebastian Vettel saat memasuki turn 2. Bottas berhasil mengontrol balapan hingga akhir balapan, meskipun mendapatkan tekanan yang besar dari Vettel pada 10 lap terakhir.
Pada akhir balapan, jarak antara kedua pembalap ini sudah dibawah 1 detik, sehingga Vettel bisa menggunakan DRS untuk mencoba mendahului rivalnya. Namun, karena efek DRS yang kurang signifikan, dan juga layout sirkuit kurang mendukung overtaking, sang juara dunia 2010-2013 kesulitan untuk mengalahkan Bottas. Sampai akhirnya, Vettel harus puas dengan posisi kedua, selisih 0.6 detik dari kemenangan.
Kimi Raikkonen juga berhasil meraih podium pertamanya musim ini, sedangkan Lewis Hamilton tampil kurang memuaskan pada seri kali ini. Pembalap asal Inggris tersebut melewati garis finis 36.3 detik setelah rekannya.
Valtteri yang pada saat itu menduduki posisi pertama, melakukan pit stop di lap ke-27, karena catatan waktunya memang terlihat sudah menurun. Biasanya, sang rival akan mencotoh strategi ini, dan melakukan pit stop di lap selanjutnya. Faktanya, Ferrari dan Vettel memilih untuk tidak mencontoh Mercedes kali ini. Vettel bertahan dengan ban ultra soft selama 7 laps dan mejalankan pit stop nya di lap ke-34. Apa yang mendorong Ferrari untuk mengambil keputusan ini?
Degradasi ban Ultra soft Ferrari lebih rendah
Apakah Ferrari perlu mengganti ban Vettel jika memang kondisi ban masih baik? Tentu tidak. Bahkan strategi ini bisa dibilang lebih agresif, karena Ferrari mencoba hal yang berbeda.
Grafik diatas ini membuktikan bahwa Vettel lebih baik dari pada Bottas dalam menjaga kondisi ban. Ini adalah alasan utama mengapa Ferrari tidak segera mengganti ban Vettel setelah Bottas menggantinya. Ferrari sudah memperhitungkan bahwa mereka lebih kuat dibandingkan Mercedes dalam menjaga kondisi ban Ultrasoft, sehingga Ferrari merencanakan strategi berdasarkan kekuatan mereka.
Strategi yang dipilih Ferrari sebetulnya berpotensi untuk bisa berfungsi. Karena diluar dugaan, Sebastian Vettel masih mampu untuk menandingi catatan waktu Valtteri Bottas, yang sudah menggunakan ban super soft baru, dengan ban Ultrasoft yang sudah digunakan selama sekitar 30 lap. Vettel mampu memperbesar keunggulan atas Bottas hingga lebih dari 20 detik sesaat sebelum mengganti ban.
Setelah melakukan pit stop, Vettel hanya tertinggal 4.7 detik dari Bottas. Dengan 17 lap yang tersisa, bekal ban supersoft yang baru usianya 7 lap lebih muda, seharusnya Vettel bisa menyusul Bottas.
Ini membuktikan bahwa kecepatan Bottas memang sangat baik dengan ban supersoft, dan dengan ban yang usianya 7 laps lebih tua, Bottas mampu merespon serangan Vettel dengan catatan waktu yang konsisten.