Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Mengapa Mobil Listrik Bekas Depresiasi Lebih Cepat?

Kompas.com - 18/03/2025, 07:02 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

5

JAKARTA, KOMPAS.com - Direktur OLXmobbi, Agung Iskandar, mengakui bahwa depresiasi harga mobil listrik bekas saat ini masih terbilang besar meski populasinya mulai naik dalam beberapa waktu belakangan.

Hal tersebut dikarenakan kendaraan ramah lingkungan ini masih membutuhkan waktu agar dapat diterima oleh konsumen secara luas.

Sebab, tak jarang masyarakat masih khawatir soal kondisi baterai atau penurunan performa setelah digunakan beberapa tahun.

Baca juga: Lonjakan Lalu Lintas di Jalur Puncak Bogor Diprediksi Setelah Lebaran

"Mobil listrik itu baru ramah tahun lalu, yang sudah masuk pasar bekas baru produk-produk yang sudah tiga tahun diluncurkan seperti Air EV dan Ioniq 5. Jadi secara supply-demand kini masih kecil, dari total 1.000 unit yang masuk, paling hanya 1 unit yang BEV," kata dia ditemui di Jakarta, Senin (17/3/2025).

"Oleh karenanya, demand-nya kecil. Begitu pula dengan mobil hybrid, paling hanya 1-2 unit saja dalam kondisi serupa. Sementara fenomena di pasar mobil baru, peluncuran model terbaru dengan harga lebih murah cenderung cepat," lanjut Agung.

"Sehingga dari sisi pembeli, daripada saya beli di mobil bekas, mending tunggu saja yang baru," katanya lagi.

Sementara dari sisi penjual, karena pembelinya tidak banyak, maka terpaksa harus potong harga.

Baca juga: Update Klasemen Sementara MotoGP 2025 Usai Ogura Didiskualifikasi

Pada akhirnya, hal ini menciptakan suatu ruang yang berujung pada anjloknya harga jual kembali mobil listrik.

Kondisi ini sangat berbeda dengan pasar mobil konvensional atau internal combustion engine (ICE) yang sudah lebih matang, di mana ada jeda yang jelas antara kehadiran produk baru di pasar sehingga tercipta alur positif pada segmen kendaraan bekas.

"Belum lagi kalau kita bicara dari sisi kondisi baterai. Untuk memastikan masih aman digunakan atau tidak, sekarang masih susah. Masih banyak tantangan pada pasar mobil listrik bekas," ucap Agung.

Baca juga: Periklindo Dukung Fuso Tingkatkan Pemakaian Truk Listrik di Indonesia

Sebelumnya, ia menyampaikan bahwa rata-rata penurunan atau depresiasi harga mobil listrik pada tahun pertama di pasar mobil bekas mencapai 20 persen.

Angka ini lebih besar daripada ICE yang rata-rata penurunan harganya 10-15 persen.

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

5
Komentar
mobil listrik diperuntukkan bagi orang yg tidak memikirkan harga jual kembali. jelas karena faktor batre yg bisa aja ngedrop notabene komponen termahal.


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Bacakan Eksepsi, Hasto Mengaku Diancam jika Pecat Jokowi dari PDI-P
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi Akun
Proteksi akunmu dari aktivitas yang tidak kamu lakukan.
199920002001200220032004200520062007200820092010
Data akan digunakan untuk tujuan verifikasi sesuai Kebijakan Data Pribadi KG Media.
Verifikasi Akun Berhasil
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau