Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pengendara Motor Harus Mengalah pada Angkot Ugal-ugalan?

Kompas.com - 12/09/2024, 11:42 WIB
Muh. Ilham Nurul Karim,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Perilaku ugal-ugalan pengemudi angkutan umum di jalan kerap menjadi sorotan. Pengendara motor sering kali menghadapi situasi berbahaya akibat angkutan umum yang berhenti sembarangan, menyalip tanpa isyarat, atau bersikap arogan di jalan raya.

Lantas, apakah pengendara motor perlu mengalah dalam kondisi tersebut?

Victor Assani, Ketua Bidang Road Safety and Motorsport Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI), mengatakan bahwa sikap mengalah dalam konteks ini bukanlah bentuk menyerah, melainkan langkah bijak demi keselamatan diri dan orang lain.

Baca juga: Bagnaia Tidak Setuju Alat Komunikasi Tambahan di MotoGP 2025

Menurut Victor, konfrontasi dengan pengemudi angkutan umum yang ugal-ugalan hanya akan meningkatkan risiko kecelakaan.

“Tujuan utama pengendara bukanlah menegakkan hukum di jalan, tetapi memastikan keselamatan perjalanan. Mengambil sikap defensif adalah cara yang lebih aman ketika menghadapi pelanggaran lalu lintas,” ujar Victor kepada Kompas.com, Kamis (11/9/2024).

Victor menambahkan, teknik defensive driving atau mengemudi defensif sangat penting diterapkan oleh pengendara motor.

“Pengendara motor harus tetap waspada, menjaga jarak aman, serta memahami situasi di sekitar, termasuk perilaku angkutan umum yang kadang tidak terduga,” kata dia.

Teknik berkendara aman hadapi angkot.kompas.com Teknik berkendara aman hadapi angkot.

Menggunakan klakson atau menyorot lampu sebagai tanda peringatan bisa menjadi solusi yang aman dibandingkan mengambil langkah konfrontatif.

"Mengadang jalan atau mencoba menghalangi laju angkutan umum malah bisa memperburuk situasi. Keselamatan adalah prioritas," ucap Victor.

Berdasarkan data dari Korlantas Polri, kecelakaan yang melibatkan angkutan umum menyumbang sekitar 15 persen dari total kecelakaan di kota besar, termasuk Jakarta.

Banyak dari kecelakaan ini terjadi karena pengemudi angkutan umum melanggar aturan lalu lintas seperti berhenti sembarangan atau menyalip tanpa memperhatikan kendaraan lain.

Edukasi dan penegakan hukum terhadap pengemudi angkutan umum pun diharapkan bisa mengurangi risiko kecelakaan.

Baca juga: NETA S Shooting Brake Edition Mulai Dipasarkan di China

“Edukasi bagi pengemudi angkutan umum tentang pentingnya keselamatan dan perilaku berkendara yang baik harus ditingkatkan. Penegakan hukum yang tegas juga harus diterapkan agar perilaku ugal-ugalan ini tidak terus berulang,” kata Victor.

Sebagai pengguna jalan, pengendara motor dan angkutan umum harus saling menghormati untuk menciptakan lingkungan jalan yang aman dan nyaman bagi semua pihak.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau