Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kapasitas Overload, Jalur Puncak Sudah Tak Mampu Tampung Kendaraan

Kompas.com - 17/09/2024, 07:22 WIB
Dio Dananjaya,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Puncak Bogor merupakan salah satu destinasi favorit di Jawa Barat. Namun demikian, kemacetan di jalur ini sering kali menjadi masalah besar, terutama pada akhir pekan dan hari libur.

Sebagai salah satu rute utama menuju tempat wisata, seperti Kebun Raya Cibodas dan Taman Safari, jalur ini juga menjadi rute vital bagi penduduk lokal yang bepergian dari dan menuju Jakarta.

Kemacetan di Jalur Puncak Bogor disebabkan oleh berbagai faktor yang saling berkaitan, salah satunya lonjakan volume kendaraan, terutama pada akhir pekan dan hari libur.

Baca juga: Penyebab Macet Parah di Puncak, Mobil Berhenti di Bahu Jalan dan Jalan Tikus

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by BOGOR TERKINI (@bogor.terkini)

Selain itu, Jalur Puncak Bogor memiliki kapasitas jalan yang terbatas dengan hanya dua lajur di masing-masing arah.

Budiyanto, pemerhati masalah transportasi dan hukum, mengatakan, kapasitas Jalur Puncak Bogor, seringkali tidak memadai untuk menampung volume kendaraan yang tinggi, menyebabkan kemacetan yang berkepanjangan.

“Kapasitas jalan pada waktu-waktu tertentu juga sudah tidak menampung lagi dengan jumlah kendaraan yang berada pada ruas penggal jalan tertentu terjadi overload, kemacetan tidak bisa dihindari,” ujar Budiyanto, kepada Kompas.com, Senin (16/9/2024).

Baca juga: Kemenko Marves Sebut BBM Bioetanol Tidak Ideal untuk RI

Menurutnya, upaya pemangku kepentingan yang bertanggung jawab di bidang lalu lintas dan angkutan jalan dengan memberlakukan one way pada waktu dan arah tertentu (ke atas dan ke bawah) kurang berjalan efektif.

“Karena masih banyak jalan alternatif atau jalan tikus baik yang mengarah ke atas atau Puncak, maupun ke bawah mengarah Jagorawi atau arah Jakarta,” ucap Budiyanto.

“Pada waktu dan titik tertentu sudah dipastikan ada titik pertemuan atau titik konflik yang berakibatkan melemahnya kinerja lalu lintas yang berujung pada kemacetan,” kata dia.

Baca juga: Sinyal Hyundai Creta N Line Meluncur di Indonesia

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by bogor 24 update | Info Bogor (@bogor24update)

Budiyanto juga mengatakan, penerapan sistem satu arah (one way) yang terlalu lama kurang efektif juga, karena akan mengorbankan arus yang berlawanan.

“Ke depan kunjungan masyarakat atau wisata akan bertambah terus, peningkatan kapasitas jalan harus ditingkatan baik itu dengan cara melebarkan jalan atau membangun jalan tol,” kata Budiyanto.

“Pembatasan lalu lintas dengan cara pengaturan jumlah kendaraan yang mengarah ke tempat wisata Puncak dan sekitarnya, seperti misalnya memberlakukan skema ganjil genap dan seterusnya, tapi harus bisa berjalan efektif,” ujarnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau