Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Zat Aditif Bisa Menyembuhkan Transmisi Mobil Matik Rusak?

Kompas.com - 24/08/2024, 12:02 WIB
Erwin Setiawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Zat aditif penyembuh masalah transmisi pada mobil matik banyak beredar di pasaran. Cairan ini diklaim mampu menyembuhkan mobil matik yang sudah tidak bisa jalan.

Solusi yang biasanya ditawarkan oleh pihak bengkel bisa sampai merujuk turun transmisi untuk dilakukan overhaul.

Penambahan zat aditif ini tentu menarik karena membutuhkan biaya jauh lebih murah daripada turun transmisi. Hanya saja, apakah benar zat aditif bisa menyembuhkan transmisi yang sudah rusak?

Baca juga: Alasan Transmisi Matik Konvensional Digantikan CVT pada Mobil Baru


Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta, mengatakan, menambahkan zat aditif ke ruang oli transmisi pada mobil matik merupakan salah satu jenis perawatan, namun belum tentu bisa menyembuhkan semua penyakit transmisi.

“Jenis kerusakan transmisi matik sebenarnya bermacam-macam, sedangkan penggunaan zat aditif sebenarnya hanya menyelesaikan beberapa masalah saja, yakni melunakkan seal yang sudah kakus,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Jumat (23/8/2024).

Cara pakainya, menurut Hardi dengan menambahkan zat kimia ke dalam oli transmisi. Sehingga komposisi oli akan berubah, tak lagi hanya sebagai fluida tetapi juga dapat melunakkan karet-karet seal yang sudah keras.

Baca juga: Benarkah Bisa Mendeteksi Kerusakan Transmisi Matik dari Putaran Mesin?

Ilustrasi menggunakan mode transmisi manual.shutterstock Ilustrasi menggunakan mode transmisi manual.

“Bila memang masalahnya hanya karena seal transmisi yang kurang lentur, maka dengan metode ini bisa menyembuhkan tapi bila kerusakan sudah sampai membuat kelompok kampas kopling aus tidak akan sembuh,” ucap Hardi.

Hardi mengatakan kerusakan seal bisa bermacam-macam, yakni mengeras, getas, melejit, sobek dan putus. Metode menambahkan zat aditif akan efektif melenturkan seal yang sudah keras saja.

“Seal matik yang keras cenderung tidak bisa mengembang dengan baik saat mendapatkan tekanan oli, sebagian oli hanya melewatinya sehingga piston tidak menekan dengan optimal,” ucap Hardi.

Baca juga: Tanda Oli Transmisi Mobil Matik Sudah Minta Diganti

Menurut Hardi, tekanan piston tidak optimal cenderung membuat kampas kopling selip dan memicu keausan. Sehingga, pada tingkatan kerusakan tertentu masalah transmisi tidak akan dapat tertangani dengan menambahkan zat aditif.

“Jika kerusakan sudah parah, maka pemberian zat aditif pada oli transmisi tidak akan efektif memperbaiki masalah,” ucap Hardi.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau