BOGOR, KOMPAS.com – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih melemah, bahkan setelah suku bunga Bank Indonesia dikerek menjadi 6,25 persen.
Kondisi ini bakal berdampak ke sektor otomotif, khususnya harga spare part dan komponen yang masih didatangkan dari luar negeri.
Antonius Widiantoro, Asst. General Manager Marketing – Public Relation PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), mengatakan, melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar AS bisa berdampak pada harga komponen motor.
Baca juga: Reaksi Valentino Rossi Saat Tahu Bezzecchi Pindah ke Aprilia
“Terkait dengan part-part, ada beberapa yang apa namanya dibeli dari luar. Dan itu juga memengaruhi. Makanya saya bilang, dengan currency sekarang kita masih bisa manage lah,” ujar Anton di Bogor (27/6/2024).
“Ya saat ini belum (naik harga spare part), mudah-mudahan cepat kembali normal,” kata dia.
Sebelumnya, Ketua Umum Persatuan Bengkel Otomotif Indonesia (PBOIN) Hermas Prabowo, mengatakan, bengkel bakal berhati-hati menaikkan harga spare part.
Baca juga: Apa yang Terjadi Saat Fitur YECVT Nmax Turbo Rusak?
Saat ini strategi yang dilakukan adalah mempertahankan harga lama, karena bengkel juga masih memiliki stok spare part di gudang.
Menurutnya, konsumen kemungkinan akan menunda pembelian spare part ketika harganya naik, setidaknya sampai dampaknya sudah tak bisa ditolerir.
“Mereka tetap mempertahankan kondisi yang enggak enak itu, tetap pakai dulu deh. Tapi motor dan mobil itu kan sesuatu yang sebenarnya permintaan kebutuhannya pasti,” ucap Hermas, kepada Kompas.com belum lama ini.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.