Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini yang Bikin Rem Bus Pariwisata Blong dan Kecelakaan di Subang

Kompas.com - 13/05/2024, 08:29 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

KLATEN, KOMPAS.com - Akhir pekan lalu kecelakaan menimpa bus pariwisata Trans Putera Fajar AD 7524 OG yang mengangkut pelajar SMK Lingga Kencana, Depok di Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024).

Kecelakaan tersebut menewaskan 11 orang, 13 luka berat dan 40 luka ringan setelah bus sempat terguling usai menabrak mobil dan pengendara sepeda motor.

Dugaan sementara, kecelakaan tersebut disebabkan oleh rem blong. Sementara rem blong ada beberapa jenis, yakni disebabkan oleh kesalahan pengoperasian pengemudi dan kesalahan teknis sistem pengereman.

Baca juga: Kasus Kecelakaan Bus Karena Rem Blong Makin Marak Terjadi


Ahmad Wildan, Investigator Senior Komite Nasional Keselamatan Transportasi (KNKT) mengatakan saat ini pihaknya masih mendalami penyebab terjadinya kecelakaan bus di Subang yang menelan korban jiwa.

“Dari indikasi awal mengarah kesana yakni ada kemungkinan penyebab rem blong akibat dari kesalahan teknis perangkat rem bus, kali ini bukan kesalahan prosedur pengoperasian bus dari sopir yang dicurigai,” ucap Wildan kepada Kompas.com, Minggu (12/5/2024).

Wildan mengatakan kemungkinan ada malfungsi pada sistem pneumatic yang menyebabkan angin tekor bila memperhatikan beberapa keterangan.

Baca juga: Imbas Bus Terguling di Ciater, Bey Keluarkan SE Kegiatan Study Tour

Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut. ANTARA FOTO/Raisan Al Farisi Mobil derek berusaha mengevakuasi bus yang terlibat kecelakaan di Desa Palasari, Kecamatan Ciater, Kabupaten Subang, Jawa Barat, Sabtu (11/5/2024). Hingga Sabtu (11/5) malam, petugas gabungan dari BPBD, Polri, TNI dan Damkar masih mendata jumlah korban meninggal dunia dan korban luka-luka pada kecelakaan tersebut.

“Jadi tekornya angin ini bukan karena kesalahan prosedur mengemudi melainkan malfungsi kendaraan, namun hal ini masih kami dalami sehingga nantinya semua faktual dan dapat dibuktikan secara ilmiah,” ucap Wildan.

Wildan menegaskan pihak KNKT belum berani menyimpulkan apapun untuk saat ini karena masih dalam tahap pembuktian hipotesis.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau