Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kasus Penculikan Penumpang Grab Car, Ini Tips Aman Naik Taksi Online

Kompas.com - 29/03/2024, 13:43 WIB
Donny Dwisatryo Priyantoro,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini, viral di media sosial kasus percobaan penculikan terhadap wanita oleh sopir taksi online Grab Car. Untuk mencegah kejadian serupa, ada langkah-langkah yang bisa diikuti oleh kaum wanita.

Kejadian tersebut terjadi pada malam hari, ketika sang korban hendak pulang ke rumahnya. Sopir taksi online tersebut malah membawanya ke tol dan memaksa korban untuk mentransfer sejumlah Rp 100 juta.

Baca juga: Pria Cegat Wisatawan Naik Taksi Online Bali, Meminta Uang Rp 150.000

Setelah melakukan perlawanan, akhirnya korban berhasil melarikan diri. Meskipun, tubuhnya mengalami luka-luka.

 
 
 
View this post on Instagram
 
 
 

A post shared by ???????????????????? ???????????????????? (@awreceh.id)

 

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana, mengatakan, kalau berada dalam kejadian tersebut, sebaiknya seseorang harus sudah memiliki teknik perlindungan diri..

"Bepergian sendirian itu rawan. Sebaiknya, ajak rekan, minta jemput atau gunakan taksi offline yang terhubung ke operator," ujar Sony, saat dihubungi Kompas.com, belum lama ini.

Baca juga: Cerita Wanita Pengendara Motor, Cekcok dengan Taksi Online hingga Dibuntuti dan Ditabrak

"Kalau terpaksa, ajak orang untuk menjadi saksi keberangkatan. Jadi, diiringi dari awal," kata Sony.

Ilustrasi taksi online, aplikasi taksi online. SHUTTERSTOCK/KASPARS GRINVALDS Ilustrasi taksi online, aplikasi taksi online.

Sony menambahkan, selalu pikirkan risiko terburuk. Sebab, kejahatan datang ketika ada kesempatan. Jangan gunakan perhiasan yang mencolok.

"Tenang dan genggam selalu semprotan atau aerosol untuk jaga-jaga jika terjadi perampokan," ujar Sony.

"Saat ancaman datang, bersandiwara menuruti kemauan penjahat dan tunggu momentum yang pas. Setelah ada kesempatan, semprotkan aerosol tersebut ke wajah sopir sampai benar-benar lumpuh," kata Sony.

Semprotannya tidak harus pepper spray atau merica semprot. Bisa juga gunakan deodoran semprot.

"Namun, dengan catatan, semuanya situasional. Tergantung kecepatan kendaraan, teknik menyemprot, kondisi kepanikan korban, kondisi pelaku, dan posisi duduk korban, dan lainnya," ujarnya.

Sony mengatakan, alternatif lainnya adalah selalu hubungi atau telepon keluarga atau teman selama perjalanan dan infokan posisi.

"Intinya, lakukan persiapan dahulu, kemudian siapkan langkah pencegahan," katanya.

Selain itu, pastikan jenis kendaraan, pelat nomor mobil dan foto pengemudi sama dengan yang tertera di aplikasi saat melakukan pemesanan. Lakukan tangkap layar (screen shoot), dan kirim ke orang terdekat, sebagai langkah awal bila terjadi indikasi kejahatan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com