Maka dari itu, pada kondisi tertentu ngelitik tidak bisa diabaikan begitu saja karena bisa saja disebabkan oleh masalah serius, yakni panas berlebih di mesin.
4. Setelah turun mesin
Pria asal Gunung Kidul ini juga mengatakan kenaikan kompresi mesin bisa terjadi setelah mesin mengalami perbaikan pada kepala silinder ketika pernah mengalami pemuaian.
“Salah satu solusi kepala silinder yang sudah melengkung adalah menyelepnya (meratakan dengan mesin bubut) akibatnya ukuran ruang bakar akan berkurang, dampaknya kompresi mesin akan naik,” ucap Hardi.
Baca juga: Ada Wacana Pertalite Dihapus pada 2024, Menteri ESDM: Kalau Memang Bisa, Boleh Saja...
Jika penggunaan BBM tidak disesuaikan dengan oktan lebih tinggi maka ngelitik bisa terjadi pada mobil yang pernah turun mesin.
5. EGR kotor
Selain itu, pada mobil-mobil tertentu terpasang exhaust gas recirculation (EGR) meski bukan mesin diesel demi meningkatkan efisiensi dan pengurangan emisi gas buang.
“EGR sebenarnya bertujuan bagus untuk mengurangi emisi gas buang karena sebagian asap knalpot akan dimasukkan kembali ke ruang bakar, sehingga pembakaran terjadi lebih sempurna, hanya saja komponen ini mudah kotor,” ucap Hardi.
Penggunaan jenis BBM yang tidak sesuai akan membuat ruang bakar dan EGR dipenuhi kerak karbon. Ini justru akan menyebabkan mesin mudah ngelitik jika tidak rutin dibersihkan menurut Hardi.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.