JAKARTA, KOMPAS.com - Menyusul maraknya kasus pencurian baterai motor listrik di awal 2024, kumpulan pegiat dan komunitas molis menuntut adanya perubahan dalam hal proteksi dan keamanan unit.
Salah satu tuntutan ditujukan kepada pihak pemerintah, diharapkan ada sebuah standardisasi baru yang secara spesifik membahas soal teknologi pengaman untuk komponen baterai.
Pasalnya, sebagian pegiat motor listrik mengaku jika standardisasi pengaman untuk baterai masih belum ada. Padahal baterai merupakan komponen terpenting bagi motor listrik.
Hendro Sutono, juru bicara Komunitas Sepeda Motor Listrik (Kosmik) menjelaskan, sejauh ini, pemerintah terkesan seolah hanya berfokus pada penambahan dan penyesuaian angka tingkat kandungan dala negeri (TKDN) saja.
Baca juga: Beli Mobil Bekas Jangan Tergiur Harga Murah
“Itu (TKDN) memang penting, tapi penyeragaman fitur keamanan juga seharusnya jadi pertimbangan semua pihak,” ucapnya saat dihubungi Kompas.com, Senin (5/2/2024).
Standardisasi pengaman juga bisa dilakukan dalam banyak sektor, baik itu penambahan atau sejenisnya yang bisa membatasi ruang gerak pencuri.
Argumen senada juga disampaikan oleh Akhmad Prayitno, pegiat motor listrik sekaligus Ketua Komunitas Ojol Listrik. Dia menjelaskan, sudah cukup banyak rekan-rekan satu profesinya yang menjadi korban pencurian baterai.
“Malingnya itu cepat, dan paling banyak jadi korban itu ojol (ojek online). Soalnya mayoritas pengguna motor listrik di Indonesia itu kan yang dari profesi ojol,” kata dia.
Baca juga: Bahaya Menghindari Jalan Berlubang buat Pengendara Motor, Nyawa Bisa Melayang
Akhmad juga menyayangkan situasi di lapangan, di mana sebagian motor-motor listrik tunggangan ojol sangat mudah dicuri baterainya.
Igun Wicaksono, Ketua Asosiasi Pengemudi Ojol Garda Indonesia, menganjurkan pemerintah untuk segera berkoordinasi dengan pihak-pihak produsen motor listrik.
“Kasus ini harus segera di sounding dan ada tindakan dari pemerintah dan produsen. Mudahnya itu, bisa dibuatkan kode numerikal khusus supaya tidak cuma motor listrik yang bisa dilacak, tapi juga baterai, kemudian diseragamkan untuk semua,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.