SLEMAN, KOMPAS.com - Pelek menjadi bagian mobil yang kerap dilakukan modifikasi. Berbagai bentuk serta ukuran pelek banyak dijumpai di pasaran membuat mobil bisa tampil lebih unik.
Modifikasi tidak hanya dilakukan pada mobil-mobil lawas saja, bahkan ada mobil baru dilakukan penggantian pelek karena lebih mudah dan aman.
Risiko memodifikasi pelek terbilang kecil selama pengaturannya diperhitungkan dengan baik dan tidak membuat rusak komponen lainnya. Jika tidak maka, kasus yang biasa terjadi adalah menyala lampu anti-lock brake system (ABS) setelah dilakukan modifikasi pelek.
Baca juga: Video Daihatsu Xenia Kehilangan Ban dan Pelek Saat Parkir
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan sah-sah saja bila hendak melakukan modifikasi roda mobil, khususnya pelek namun perlu diperhatikan perhitungannya.
“Jangan sampai melakukan modifikasi hanya memperhatikan faktor kebebasan berekspresi, menonjolkan keunikan dengan mengabaikan kesesuaian sistem yang ada, khususnya mobil yang dilengkapi ABS,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Sabtu (13/1/2023).
Hardi mengatakan pada mobil yang dibekali ABS maka ukuran roda perlu menjadi perhitungan. Pasalnya, ketika dilakukan ubahan ukuran pelek atau ban dapat berpengaruh terhadap ABS sistem.
Baca juga: Modifikasi Daihatsu Xenia, Tampil Menawan Pakai Pelek Yaris Cross
“Patokannya ada pada ukuran roda secara keseluruhan yakni kalkulasi diameter pelek dan ketebalan ban, sehingga antara diameter roda satu dengan yang lain harus sama,” ucap Hardi.
Hardi mengatakan bila diameter roda ada yang lebih besar, maka sistem ABS akan menganggap itu sebagai indikasi telah terjadi selip.
“Pada mobil yang sudah dilengkapi ABS terdapat wheel sensor yang terpasang pada masing-masing roda, mereka bertugas membaca jumlah putaran sehingga bila terdapat selisih sistem akan menganggapnya sebagai kesalahan data,” ucap Hardi.
Baca juga: Faktor yang Bikin Orang Rela Beli Pelek Mahal meski Kondisinya Bekas
Seperti yang diketahui diameter roda menentukan jumlah putaran. Semakin besar diameternya maka akan membuat putaran roda pada porosnya semakin pelan dengan kecepatan laju mobil sama.
“Maka dari itu antara roda depan dan belakang diameternya harus sama agar tidak terjadi kesalahpahaman sistem ABS dalam menghitung putaran, yang dapat menyebabkan lampunya menyala,” ucap Hardi.
Terlepas dari itu, Hardi mengatakan lampu indikator ABS memang berfungsi sebagai informasi kepada pengemudi bila terjadi masalah pada sistem. Sehingga, kerusakan sensor dan komponen lainnya juga bisa menyebabkan lampu menyala.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.