JAKARTA, KOMPAS.com - Kepala Staf Kepresidenan RI (KSP) Moeldoko memastikan bahwa produsen otomotif asal Vietnam, VinFast merupakan salah satu industri kendaraan bermotor yang akan masuk ke pasar dalam negeri.
Hal tersebut menyusul pertemuan terbatas dirinya bersama perwakilan VinFast beberapa waktu lalu yang menyampaikan bahwa perseroan berencana menginvestasikan 1,2 miliar dollar AS atau setara Rp 18,8 triliun untuk membangun pabrik perakitan di Indonesia.
"Mungkin kita bisa fokus dulu dengan ini (Vinfast) karena potensi investasinya sangat besar," ujar Moeldoko, dikutip Kamis (2/11/2023).
Baca juga: Hari Pertama Razia Uji Emisi, 57 Kendaraan Kena Tilang
Sebagai upaya memuluskan jalan para investor ke Tanah Air sehingga bisa mempercepat pembentukan ekosistem kendaraan listrik, pemerintah akan menyiapkan paket kebijakan baru seperti memperpanjang masa tax holiday dan non-fiskal lainnya.
Kebijakan non fiskal yang dimaksud mencakup perubahan ketentuan jaminan investor, di mana tidak melibatkan uang tunai melainkan aset tetap (tidak bergerak), seperti tanah.
"Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu sedang mengkaji kemungkinan jika aset seperti tanah dijaminkan ke bank sebagai garansinya," ucapnya.
"Aturan turunan juga perlu disiapkan sehingga ketika Perpres (55/2019) hasil revisi keluar, peraturan pelaksanaan itu juga segera diterbitkan," kata Moeldoko.
Baca juga: Kerugian Mengemudi Mobil Matik Pakai Dua Kaki
Langkah ini perlu dilakukan karena sejatinya Indonesia punya potensi investasi kendaraan listrik yang besar. Namun, investor menilai masih ada beberapa ketentuan yang dirasa memberatkan mereka.
Sebelumnya, Global CEO VinFast Le Thi Thu Thuy memastikan pihaknya akan masuk ke pasar Indonesia yang dimulai pada tahun 2024 mendatang. Kedatangan VinFast bakal melalui pengenalan produk dan pendirian pabrik produksi yang dilaksanakan 2026.
"Rencana kami untuk masuk ke pasar Indonesia melalui dua strategi, yaitu manufaktur dan operasi bisnis (sales)," katanya kepada Kompas.com melalui keterangan tertulis, Selasa (17/10/2023).
Baca juga: Muncul Penyakit Baru Aprilia RS-GP, Panas Mesin Bikin Nyaris Pingsan
"Perihal manufaktur, kita berencana membuat pabrik CKD (Completely Knocked Down) dengan kapasitas produksi 50.000 unit per-tahun dengan total investasi 150 miliar-200 miliar dollar AS. Aktivitas produksi direncanakan dimulai pada 2026," ucap dia.
"Kami juga berencana memproduksi baterai dan memanfatkan ekosistem baterai yang sedang berkembang di Indonesia," kata Thuy.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.