SLEMAN, KOMPAS.com - Body control valve (BCV) merupakan perangkat yang mengatur arah aliran oli untuk menuju ke beberapa perangkat kopling pada transmisi matik. Dengan demikian, arah putaran serta rasio percepatan mobil bisa sesuai keinginan pengemudi.
Jika aliran oli ini tidak sesuai, maka transmisi matik bisa menunjukkan gejala tidak normal saat mobil dioperasikan seperti nyentak, perpindahan kasar dan adanya jeda.
Beberapa kendala BCV akan selesai dengan melakukan pembersihan serta pembongkaran. Namun, tidak menutup kemungkinan komponen tersebut rusak atau harus diganti meski sudah dibersihkan.
Baca juga: Rawat Transmisi Matik, Efektif Flushing atau Body Control Valve?
Hardi Wibowo, Pemilik Aha Motor Yogyakarta mengatakan penggantian BCV bisa dilakukan asalkan sudah melewati pemeriksaan yang ketat.
“Sistem transmisi memiliki rangkaian yang saling berhubungan, sehingga masalahnya bisa kompleks, misal terjadi sumbatan pada BCV maka dampaknya jika dibiarkan bisa sampai ke komponen lain, khususnya perangkat koplingnya,” ucap Hardi kepada Kompas.com, Minggu (22/10/2023).
Pria yang mendirikan bengkel Spesialis Nissan & Datsun di Mlati, Sleman, Yogyakarta ini mengatakan pada satu kasus pembersihan BCV bisa dilakukan sehingga harapannya masih bisa digunakan kembali.
Baca juga: Apa Perlu Transmisi Matik Overhaul Body Valve Rutin?
Namun, menurut Hardi pemeriksaan lainnya juga harus dilakukan seperti memastikan kondisi seal-seal matik sudah waktunya ganti atau belum dan sudah membuat kampas koplingnya aus atau tidak.
“Jika kemungkinan semua aman, maka setelah BCV dibersihkan selanjutnya adalah diraki kembali dengan prosedur yang benar untuk diuji performanya,” ucap Hardi.
Jika transmisi matik performanya mau kembali normal, ini menandakan pembersihan BCV berhasil, namun jika tidak maka pilihan lainnya perlu dilakukan penggantian.
Baca juga: Mengenal Body Control Valve pada Transmisi Matik
“Dampak dari kotoran yang masuk ke BCV dapat membuat beberapa piston uas, sehingga desain yang awalnya presisi menjadi sedikit berubah sehingga berpotensi macet,” ucap Hardi.
Selain itu, keputusan untuk mengganti BCV harus didukung dengan pemeriksaan yang merujuk ada masalah pada BCV dengan melihat diagnostic trouble code (DTC) atau pada data monitor saat menggunakan alat diagnostik.
“Jika diganti dengan BCV baru kisaran harga onderdilnya mulai Rp 7 juta sampai Rp 14 juta tergantung tipe mobil,” ucap Hardi.
Jadi, kerusakan BCV merupakan hanya salah satu dari masalah pada transmisi matik, ini menandakan biaya perbaikan transmisi matik lebih mahal lagi. Maka dari itu, sebaiknya transmisi matik dirawat dengan baik.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.