JAKARTA, KOMPAS.com - Ada banyak mitos yang beredar di dunia otomotif. Beberapa ada yang benar, namun banyak juga yang hanya sekadar cerita atau karangan saja.
Salah satu mitos yang kerap diperbincangkan adalah soal penggunaan bahan bakar minyak (BBM) oktan tinggi yang dianggap mampu membuat masa pakai atau usia busi jadi lebih awet.
Anggapan ini hadir karena peran busi sebagai pemercik api dalam ruang bakar. Sehingga muncul anggapan bila menggunakan BBM yang berkualitas, maka pembakaran akan lebih baik dan membuat busi tidak cepat kotor karena sisa karbon.
Menjawab hal ini, Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia selaku distributor resmi busi NGK mengatakan, anggapan tersebut tidak sepenuhnya benar. Karena ada korelasi antara jenis busi dan BBM yang digunakan.
Baca juga: Mau Beli Innova Bekas, Pahami Dulu Penyakit Umumnya
"Busi itu ada nikel, Iridium, Laser Iridium dan lainnya. Perbedaannya ada di bahan material dan bentuk elektroda yang kaitannya pada kemampuan efisiensi pembakaran dengan daya tahan terhadap keausan," ujar Diko kepada Kompas.com, belum lama ini.
Masing-masing jenis busi tadi, lanjut Diko, memiliki karakteristik yang berbeda. Dengan demikian, tidak bisa disamakan soal kemampuannya, baik dalam hal daya tahan terhadap aus serta pengapian.
Contoh, untuk busi berbahan nikel yang punya karakteristiknya cepat aus dan pengapian standar.
Saat kendaraan menggunakan jenis BBM RON 92, dengan kemampuan pengapian yang standar, bisa membuat terjadinya residu atau endapan dari sisa pembakaran.
"Jenis BBM RON 92 juga menghasilkan panas yang tinggi dan berimbas pada nikel yang cepat terkikis nantinya," kata Diko.
Baca juga: Jasa Inspeksi Mobil Bekas, Jadi Musuh Pedagang Culas
Beda halnya dengan jenis busi Iridium. Dengan karakter penyebaran api yang cepat dan besar, busi ini punya sifat yang tahan panas sehingga tak gampang mengalami keausan.
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.