Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Kenapa Mengganti Busi Mobil Harus Satu Set

Kompas.com - 21/09/2023, 14:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Meski ukurannya kecil, namun busi menjadi komponen penting yang tak bisa diabaikan keberadaannya pada mesin mobil bensin.

Karena itu, penting untuk rutin melakukan perawatan berkala serta mengecek kondisi busi. Karena bila sudah rusak atau lemah, akan mempengaruhi performa mesin mobil.

Penting diketahui, meski hanya satu busi yang mengalami masalah, tapi efeknya bisa mempengaruhi performa karena membuat pembakaran tidak seimbang. Kondisi ini kerap disebut mesin pincang.

Baca juga: Spesifikasi Lengkap Omoda 5 GT Bermesin 1.600 Turbo

Bila sudah demikian, otomatis busi harus diganti. Namun yang perlu diperhatikan, pemilik mobil baiknya mengganti semua busi meski yang lemah atau bermasalah hanya satu saja.

Busi laser iridium NGKKOMPAS.com/STANLY RAVEL Busi laser iridium NGK

Hal ini bertujuan agar performa mobil tetap terjaga. Karena bila hanya mengganti satu tapi lainnya masih busi lawas, dampaknya akan membuat ketidakseimbangan.

"Walau cuma satu yang lemah atau mati, wajib ganti semuanya. Kalau silinder empat berarti empat busi, tujuannya agar mesin tetap bekerja optimal dan proses pembakaran juga maksimal," ucap Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia selaku distributor resmi busi NGK kepada Kompas.com, belum lama ini.

Diko mengatakan, saat pemilik mobil hanya mengganti satu busi yang mati, dikhawatirkan bakal memberikan dampak yang lebih merugikan.

Baca juga: Sensasi Geber Omoda 5 GT 1.600 Turbo, Lebih Responsif

Misal kerusakan pada koil karena terjadinya ketidakseimbangan pembakaran yang juga berimbas pada sisi efisiensi bahan bakar.

Pembersihan busiKompas.com/Erwin Setiawan Pembersihan busi

"Bahkan busi yang baru juga bisa cepat lemah, dalam arti usia pakai lebih singkat. Karena percikan yang tak seimbang dengan busi yang sudah mengalami keausan bisa saja kerjanya jadi paling berat, belum kerusakan lain yang menyasar pada sistem kelistrikan," kata Diko.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau