Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Peran Busi Tekan Emisi Gas Buang yang Sebabkan Polusi Udara

Kompas.com - 30/08/2023, 16:31 WIB
Stanly Ravel

Editor

JAKARTA, KOMPAS.com - Masalah kualitas udara yang memburuk hingga menjadi polusi, jadi topik yang hangat di bicarakan, khususnya untuk wilayah DKI Jakarta.

Penyebabnya ada banyak faktor, salah satunya imbas gas buang dari kendaraan bermotor konvensional atau yang menggunakan bahan bakar, baik sepeda motor, mobil, dan truk.

Seperti diketahui, ada banyak hal yang membuat gas buang kendaraan menjadi tak ramah lingkungan sehingga berkontribusi pada polusi udara.

Dari kurangnya perawatan sehingga membuat kebocoran, penggunaan bahan bakar yang tidak sesuai, dan sebagainya.

Baca juga: Subsidi Motor Listrik Resmi Diperluas, Berikut Merek Penerima Manfaat

Asap knalpotwikimedia.org Asap knalpot

Bicara soal masalah perawatan mesin, ternyata dari sekian banyak komponen yang ada, busi punya peran penting yang kaitannya cukup erat dengan hasil gas buang pada kendaraan.

Seperti diketahui, emisi gas dari kendaraan merupakan sisa pembakaran pada internal combustion engine, yang kemudian dikeluarkan via exhaust system atau knalpot.

Baik buruknya gas buang tersebut bisa dibilang sangat tergantung dari kesehatan mesin kendaraan. Salah satunya pada sistem pembakaran yang melibatkan peran busi.

Dengan demikian, secara tak langsung busi memiliki peran krusial menekan polusi udara dengan menciptakan gas buang yang rendah atau di bawah ambang batas yang ditetapkan.

Baca juga: 3 Kebiasaan Ini Bisa Bikin Bodi Mobil Karatan

MPMRent bekerjasama dengan Dishub dan DLH Tangerang Selatan menggelar uji emisi gratisDok. MPMRent MPMRent bekerjasama dengan Dishub dan DLH Tangerang Selatan menggelar uji emisi gratis

Menurut Diko Oktaviano, Technical Support PT Niterra Mobility Indonesia, distributor resmi busi NGK, busi memang berpengaruh pada hasil gas buang kendaraan yang keluar dari knalpot.

Namun demikian, hal ini juga ikut didukung oleh beberapa faktor penting pada mesin kendaraannya.

"Itu betul, tapi dengan catatan kesehatan ruang bakar pada kendaraan juga terjaga. Tidak ada ada kebocoran kompresi atau sebagainya, lalu gunakan busi yang mampu menghasilkan pembakaran lebih bersih seperti jenis busi Iridium," ujar Diko saat dihubungi KOMPAS.com, Rabu (30/8/2023).

Baca juga: Kenapa Kaca Depan Bus AKAP Kerap Dipajang Banyak Boneka?

Lebih lanjut Diko menjelaskan, penggunaan busi Iridium sebenarnya sudah cukup masif, khususnya untuk mobil.

Busi laser iridium NGKKOMPAS.com/STANLY RAVEL Busi laser iridium NGK

Hal ini karena sejak 2015 sampai saat ini, sudah banyak mobil baru dari pabrikan yang mengaplikasi jenis busi Iridium.

"Dengan demikian, bisa dipastikan emisi gas buang yang keluar dari kendaraan baru lebih ramah lingkungan, apalagi bila memang mesin selalu sehat dan dirawat secara berkala," kata Diko.

Melalui komposisi bahan bakar yang sesuai anjuran pabrikan, ditambah busi yang berkualitas, otomatis pembakaran akan lebih optimal.

Baca juga: Tambah Stargazer X, Cek Perbandingan Harga LSUV 7 Penumpang

Hasilnya, selain performa mesin kendaraan yang lebih baik, efisiensi bahan bakar juga meningkat yang pastinya ikut mempengaruhi kualitas emisi gas buangnya.

Seperti diketahui, campuran udara dan bahan bakar yang masuk dan dimampatkan di dalam ruang bakar perlu percikan api yang optimal. Tujuannya agar campuran tersebut bisa terbakar dengan sempurna.

Bila percikan api yang dihasilkan kurang, akan ada residu yang lama-lama menimbulkan pengendapan menjadi kerak karbon dan bisa ikut terbakar menjadi gas buang dengan kandungan hidrokarbon.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau