Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menuju Era EV, Jepang Berburu Kobalt dan Lithium di Afrika

Kompas.com - 03/08/2023, 08:42 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah Jepang berencana untuk menjalin kerja sama dengan berbagai negara di Afrika guna mengamankan rantai pasok material baterai kendaraan listrik, yakni berupa kobalt dan lithium.

Dikutip dari Nikkeiasia, Rabu (2/8/2023), sedikitnya terdapat tiga negara yang masuk radar pencarian untuk kerja sama tersebut, yaitu Zambia, Republik Kongo, dan Nambia.

Proyek-proyek yang sudah dirancang oleh Jepang akan dimulai segera pada tahun ini. Melalui langkah tersebut, mereka ingin mendiversifikasi sumber mineral penting untuk meningkatkan keamanan ekonomi dan melawan penetrasi investasi China di Afrika.

Baca juga: Anak Usaha PLN Kerja Sama dengan ABB, Kembangkan Layanan SPKLU

Ilustrasi baterai mobil listrikDok. Carscoops.com Ilustrasi baterai mobil listrik

Organisasi Jepang untuk Keamanan Logam dan Energi (Japan Organization for Metals and Energy Security/Jogmec) segera menandatangani nota kesepahaman dengan Zambia.

Orginisasi itu juga akan menyelesaikan rencana kerja dengan Kongo dan Namibia berdasarkan kesepakatan awal yang telah dicapai dengan kedua negara.

Menteri Ekonomi, Perdagangan dan Industri Jepang Yasutoshi Nishimura menyatakan akan mengunjungi tiga negara, bersama dengan Angola dan Madagaskar, selama tur delapan hari di Afrika yang akan berakhir 13 Agustus ini.

Penandatanganan nota kesepahaman dan perjanjian lainnya, akan bertepatan dengan rencana perjalanan.

Baca juga: Indonesia Dominasi Pasar Sepeda Motor ASEAN Semester I-2023

Battery System Assembly (BSA), baterai mobil listrik yang diproduksi PT Hyundai Energy Indonesia (HEI)Kompas.com/Donny Battery System Assembly (BSA), baterai mobil listrik yang diproduksi PT Hyundai Energy Indonesia (HEI)

Meskipun Jogmec aktif di Zambia, Kongo, sampai ke Namibia, sejaun ini tidak ada perusahaan swasta Jepang yang memasuki negara-negara tersebut untuk dapat mengembangkan proyek pertambangan mineral penting karena berbagai risiko dan modal besar yang dibutuhkan.

Upaya yang dipimpin pemerintah untuk mengembangkan sumber daya terlihat membantu menarik investasi swasta.

Jepang dan Zambia akan mulai menjelajahi seluruh negara Afrika, memperluas cakupan pencarian dari kobalt dan tembaga hingga memasukkan nikel.

Melalui Jogmec, Jepang akan menyediakan teknologi penginderaan jauh untuk mengidentifikasi lokasi penambangan potensial menggunakan citra satelit.

Baca juga: Ingat Ada Batas Kecepatan Maksimum pada Ban Mobil

Lebih jauh, Tokyo akan mengadakan konferensi dengan bisnis swasta membahas investasi pertambangan. Perusahaan Jepang seperti Nissan Motor dan Hanwa diharapkan hadir.

Di Kongo, tembaga dan litium akan menjadi target eksplorasi yang diperluas. Sebuah pusat penginderaan jauh sedang dibangun di negara tersebut dengan dukungan dari Japan International Cooperation Agency.

Sementara itu, Jogmec akan berada di antara mereka yang membantu melatih orang lokal dalam teknologi.

Untuk Namibia, Jepang akan menyetujui rencana kerja dengan Epangelo, perusahaan pertambangan milik negara Namibia, yang ingin memperkuat rantai pasokan tanah jarang dan mineral lainnya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com