Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 11/06/2023, 08:41 WIB
Dio Dananjaya,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com – Pertamina kabarnya tengah menyiapkan bahan bakar minyak (BBM) terbaru, yaitu campuran Pertamax dengan nabati etanol (Bioetanol) yang siap diluncurkan dalam waktu dekat.

Rencananya, BBM Bioetanol bakal diposisikan lebih tinggi daripada Pertamax dan diperuntukkan bagi kendaraan bermotor.

Untuk diketahui, Bioetanol adalah salah satu bentuk energi terbarukan yang dapat diproduksi dari tumbuhan melalui proses fermentasi. Etanol dapat dibuat dari tanaman-tanaman yang umum, salah satunya tebu.

Baca juga: Baru Meluncur, Daihatsu New Terios Langsung Diskon Rp 10 Juta

Ilustrasi pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar 40 persen atau B40dok.KementerianESDM Ilustrasi pencampuran bahan bakar nabati jenis biodiesel ke dalam bahan bakar minyak jenis solar 40 persen atau B40

Menanggapi rencana ini, General Manager Corporate Communication PT Astra Honda Motor (AHM) Ahmad Muhibbuddin, mengatakan, belum bisa memastikan apakah motor Honda produksi AHM bisa memakai BBM tersebut.

“BBM baru itu kita belum tahu speknya. Bioetanol campurannya berapa? Sebelum ada informasi resmi, lebih baik kita tunggu dulu,” ujar Muhib, kepada Kompas.com (10/6/2023).

Meski begitu, BBM Bioetanol sebetulnya bukan sesuatu yang asing bagi motor-motor Honda. Di beberapa negara dunia misalnya, sudah ada produk Honda yang bisa menenggak BBM nabati tersebut.

Baca juga: Gagal Menyalip, Bus Sugeng Rahayu Adu Banteng dengan Truk di Ngawi

Motor Honda ada banyak yang bisa pakai Bioetanol, di Filipina juga ada. Cuma kan untuk memastikan kita perlu uji dulu. Pastinya sih bisa (dipakai) di level campuran tertentu,” ucap dia.

Walau demikian, Muhib tidak bisa memastikan ubahan apa saja yang perlu dilakukan agar spek mesin sesuai dengan BBM Bioetanol itu.

“(Perubahan spek mesin) saya enggak tahu, karena itu bukan motor produksi kita. Kita tunggu dulu seperti apa nanti BBM barunya, terutama kandungan etanolnya nanti berapa besar,” kata Muhib.

“Harapan kami tidak ada masalah ya, agar kita sama-sama dapat berkontribusi menggunakan BBM alternatif dan menekan konsumsi BBM fosil,” ujarnya.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Rekomendasi untuk anda
28th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com