Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Gagal Menyalip, Bus Sugeng Rahayu Adu Banteng dengan Truk di Ngawi

Kompas.com - 10/06/2023, 11:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan yang melibatkan bus Sugeng Rahayu kembali terjadi. Kecelakaan ini melibatkan satu bus, dan truk yang adu banteng di Ring Road Ngawi, Jawa Timur.

Dalam rekaman yang diunggah oleh akun Tiktok bernama @portalae.di, Jumat (9/6/2023), terlihat bus Sugeng Rahayu hendak menyalip kendaraan yang berada di depannya. Pada saat yang bersamaan, terdapat truk yang juga melintas di jalur yang sebenarnya.

Alhasil, adu banteng pun tak dapat dihindari. Belum diketahui secara pasti apakah ada korban jiwa dalam insiden tersebut.

Baca juga: Jangan Tergiur Harga Murah, Ganti Bumper KW Ada Efeknya

Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia (SDCI) Sony Susmana mengatakan, aksi seperti ini memang marak terjadi di jalur-jalur seperti pantura (pantai utara), dan para pengemudinya kerap kali mengabaikan faktor keselamatan.

“Kendaraan besar seperti ini memang sering mengambil jalur berlawanan, dengan pertimbangan ingin cepat atau cari yang sepi atau lancar,” ucap Sony.

Selain itu, kendaraan yang besar dan melawan arah secara psikologis membuat kendaraan yang di depannya takut sehingga memberi jalan. Namun, melawan arus dengan bus bukanlah hal yang beretika untuk dilakukan.

@portalae.id TEREKAM CCTV, DETIK-DETIK BUS SUGENG RAHAYU ADU BANTENG DENGAN TRUK DI RINGROAD NGAWI #sumberselamat #sumbergroup #infongawi #icn #bus #ekamirabus #beritaviral #portalae #ikingawi #aboutngawi #kecelakaanbus #busmania #detikdetikkecelakaan ? suara asli - PortalAE

“Semua sudah diatur pada posisi dan jalurnya masing-masing demi keselamatan. Ketika melanggar, maka risiko kecelakaan akan tinggi,” kata dia.

Catatan Kelam Bus Sugeng Rahayu

Sebagai informasi, Sugeng Rahayu merupakan nama pengganti dari PO Sumber Kencono.

Melansir dari Wordpress PO Sumber Group, PO Sumber Kencono Hadir sejak tahun 1981 oleh Setyaki Sasongko dengan melayani trek Madiun, Surabaya, Solo, dan Yogyakarta.

Pada awal 2000-an, Sumber Kencono sangat diminati dan terus berkembang. Bahkan tahun 2005, 2007 dan 2008, PO Sumber Kencono mendapat penghargaan dari Menteri Perhubungan sebagai salah satu perusahaan yang memberikan pelayanan terbaik selama penyelenggaraan angkutan lebaran.

Namun, pada periode 2009 sampai 2011, Sumber Kencono berada pada masa kelam. Sejak 2009 sampai 2010, tercatat ada 51 kejadian kecelakaan yang menelan korban sebanyak 129 orang, 36 di antaranya meninggal dunia.

Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengecek bus Sumber Selamat di Terminal Tirtonadi, Minggu (1/4/2018). Sebelumnya, bus ini bernama Sumber Kencono.KOMPAS.com/ Bambang P. Jatmiko Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi mengecek bus Sumber Selamat di Terminal Tirtonadi, Minggu (1/4/2018). Sebelumnya, bus ini bernama Sumber Kencono.

Kemudian, pada tahun 2011, Sumber Kencono bertabrakan dengan truk bak terbuka di Jalan Madiun-Surabaya. Dalam kecelakaan tersebut, 10 orang tewas, 9 dari penumpang truk dan satu orang kernet.

Masyarakat pun menjuluki bus Sumber Kencono dengan Sumber Bencono atau sumber bencana karena sering mengalami kecelakaan. Oleh karena ini, Setyaki menyiapkan nama baru pengganti Sumber Kencono, yakni menjadi Sumber Selamat dan Sugeng Rahayu. Pada tahun 2012, Sumber Kencono mulai dihilangkan.

Baca juga: Enea Bastianini Pasang Target 10 Besar di MotoGP Italia

Namun kecelakaan tetap saja terjadi, tidak terpengaruh dengan nama yang diganti. Diketahui kalau bus yang mengisi trayek Surabaya-Yogyakarta memiliki jadwal yang padat, selisih keberangkatan antar bus hanya 5 menit sampai 15 menit saja.

Selain itu, arus lalu lintas juga sudah mulai padat, sedangkan bus harus cepat sampai tujuan. Perilaku dari pengemudi juga turut mempengaruhi kejadian kecelakaan, ditambah kurangnya jam istirahat sehingga sangat mudah kehilangan kewaspadaan di jalan.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau