JAKARTA, KOMPAS.com - Gangguan pada kendaraan ketika berada di jalan cukup beragam, salah satunya yaitu ban selip. Kondisi ini terjadi karena ban kekurangan cengkeraman pada permukaan jalan, sehingga kendali kendaraan menjadi hilang.
Seperti contoh video yang diunggah oleh akun Tiktok bernama @hafidzalkarni. Dalam rekaman tersebut, terlihat Toyota Avanza hendak melewati tikungan di kawasan Jangga Dolok, Sumatera Utara.
Pengemudi LMPV Toyota itu memacu kendaraannya dengan kecepatan yang cukup tinggi di jalan yang basah. Saat melewati belokan, mobil tersebut mengalami understeer dan oversteer hingga akhirnya menabrak mobil minibus dari arah berlawanan.
Baca juga: Digelar Pekan Ini, Simak Rekayasa Lalu Lintas Saat Formula E Jakarta
Untuk diketahui saat roda depan selip akan mengalami understeer. Situasi ini biasa terjadi pada mobil Front Wheel Drive (FWD), namun bukan berarti tidak dapat menimpa mobil dengan penggerak roda belakang (Rear Wheel Drive/RWD).
Ketika setir sudah dibelokkan, kendaraan tetap berjalan lurus mengikuti momentum. Dapat dikatakan kendaraan kebablasan tidak bisa mengikuti jalur yang berbelok.
@hafidzalkarniLakalantas Toba
? suara asli - user7196222803354
Sementara oversteer merupakan kondisi di mana ban belakang yang kehilangan traksi sehingga terasa ingin mengejar roda depan. Akibatnya posisi kendaraan jadi miring. Pada jalur yang menikung, kendaraan berbelok terlalu dalam.
Ahmad Wildan, Senior Investigator Komite Nasional Keselamatan Transportasi menjelaskan langkah-langkah yang bisa dilakukan pengemudi saat mengalami understeer atau oversteer.
Wildan menyarankan agar pengemudi tidak mudah panik dan berusaha tetap tenang mengendalikan kemudi. Kepanikan akan membuat pengemudi tidak bisa berpikir jernih untuk mengambil tindakan.
Baca juga: Indonesia Jadi Surganya Sumber Energi Terbarukan
“Jangan pula mengerem secara mendadak. Mengerem secara mendadak bisa memperparah kondisi karena pengemudi makin kehilangan kontrol pada setir, pun hal yang sama akan terjadi jika menambah putaran pada setir. Kurangi kecepatan secara bertahap pelan-pelan,” kata Wildan.
Jika kendaraan tetap sulit dikendalikan, maka cara terakhir adalah arahkan kendaraan di area yang aman dengan permukaan lunak, contohnya seperti area berpasir.
“Dengan begitu, lambat laun gerakan kendaraan dapat berhenti,” ucap Wildan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.