Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Kompas.com - 25/05/2023, 09:02 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Penerapan Zero ODOL (over-dimension over-loading) pada truk tampaknya masih belum terlihat. Padahal, perencanaannya sudah sejak tahun lalu, tapi sampai Mei 2023 belum ada penindakan.

Bahkan, di jalan raya masih jamak truk yang dimensinya terlampau besar bisa berkeliaran. Petugas penegak hukum pun seakan tidak ada taji untuk menindak truk yang membahayakan tersebut.

Menurut pengamat transportasi Djoko Setijowarno, populasi truk ODOL akan selalu ada karena ada pengusaha atau pemilik barang yang menakut-nakuti pemerintah.

Baca juga: Jangan Dekat-dekat dengan Truk ODOL bila Bertemu di Jalan

Truk Terjatuh ke Laut di Pelabuhan Merak. KNKT menyatakan truk ODOL membahayakan keselamatan pelayaran.Direktorat Jenderal Perhubungan Darat Truk Terjatuh ke Laut di Pelabuhan Merak. KNKT menyatakan truk ODOL membahayakan keselamatan pelayaran.

"Truk ODOL itu pengusahanya tuh nakut-nakuti pemerintah dengan disebut nanti inflasi. Menurut saya, tidak ada itu inflasi, mereka cuma pengusaha yang serakah," ucap Djoko kepada Kompas.com, Rabu (24/5/2023).

Menurut dia, pengusaha truk yang kerap ODOL adalah pemilik barang non-sembako. Biasanya mereka mencari keuntungan dengan mengangkut barang banyak, tapi dengan biaya semurah mungkin.

"Yang ODOL banyak itu pemilik barang non-sembako karena untungnya sedikit, jadi serakah," kata Djoko.

Baca juga: Intip Fasilitas Bus Mewah PO Sempati Star, Mirip Kabin Pesawat


Djoko menambahkan, pemilik barang tadi bilangnya enggak untung kalau tidak ODOL. Makanya, kebijakan tersebut tidak kunjung terlaksana karena masih ada pengusaha yang protes.

"Padahal, dia (pengusaha) tidak memikirkan dampaknya, seperti kecelakaan, jalan rusak, yang kasihan nanti juga sopirnya," kata Djoko.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com