JAKARTA, KOMPAS.com – Ada banyak cara dalam rangka mencapai emisi nol yang bersih dan ramah lingkungan. Selain memproduksi mobil listrik, pengembangan mesin fuel cell electric vehicle (FCEV) yang bertenaga gas hidrogen juga bisa dilakukan untuk mencapai tujuan tersebut.
Ganesha Tri Chandrasa, peneliti madya di Pusat Riset Konversi dan Konservasi Energi, mengatakan, kita bisa menggunakan berbagai energi untuk transportasi.
“Baik itu electrical, electro chemical, ataupun mechanical. Bisa dari baterai, bisa juga pakai fuel cell, kemudian yang terakhir bisa flywheel digunakan pada kendaraan listrik,” ujar Ganesha, dalam Seminar dan Talk Show PEVS 2023, Jumat (19/5/2023).
Baca juga: Beli BBM Subsidi di Jakarta Wajib Daftar MyPertamina per 25 Mei 2023
Menurutnya, Indonesia berpotensi menghasilkan hidrogen. Bukan dari BBM, tapi dari hidrogen biomassa. Bahkan pada 2040, Indonesia diprediksi menjadi penghasil hidrogen terbesar di Asia.
“Electric vehicle itu macam-macam, kita bisa pakai BEV, lalu PHEV, dan yang terakhir FCEV. Jadi sangat potensial sekali kita menggunakan hidrogen sebetulnya, tapi baterai tetap dibutuhkan,” ucap Ganesha.
Pada dewasa ini, mobil listrik BEV memang sedang tren. Tapi ada juga kendaraan dengan energi-energi lain yang harusnya dikembangkan.
Baca juga: Dishub Tutup U-Turn, Berlakukan Sistem Satu Arah di Jakarta
Ganesha juga menambahkan, bahkan BRIN sudah melakukan penelitian di bidang kendaraan listrik hidrogen, dan sebuah prototipe sudah dibangun sebanyak 3 buah.
“Eranya sudah mulai ngetren. Hidrogen ini enggak hanya untuk transportasi darat, tapi bisa digunakan untuk transportasi laut dan transportasi udara,” kata Ganesha, yang merupakan peneliti senior BRIN.
Selain itu, ia turut menjelaskan berbagai keunggulan mobil listrik hidrogen dibandingkan energi lainnya.
Baca juga: Raffi Ahmad Kaget Saat Tahu Harga Satu Ban Bugatti Veyron Rp 200 Juta
“Kelebihannya adalah dengan waktu kurang dari 5 menit, bisa full terisi, dan itu bisa jarak Jakarta-Semarang tanpa harus diisi lagi,” ujar Ganesha.
“Selama ini ada APM yang enggak mulai-mulai jual mobil listrik, mereka simpan kartu truf-nya. Mereka sudah punya produksi mobil hidrogen, dan itu enggak hanya yang berinisial ‘T’ saja, yang berinisial ‘H’ pun juga sudah punya, tapi enggak dijual di kita,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.