JAKARTA, KOMPAS.com - Ajang Periklindo Electric Vehicle Show (PEVS) 2023 menyediakan fasilitas berupa area test ride motor listrik untuk para pengunjung. Unit yang disediakan para eksibitor pameran juga cukup banyak, yakni sekitar 20 unit motor listrik.
Area ini ditujukan untuk memberikan pengalaman mengendarai motor listrik untuk para calon konsumen sekaligus membantu mereka dalam menentukan jenis yang dirasa cocok dengan kebutuhannya masing-masing.
Redaksi mendatangi area dan berbincang dengan 12 pengunjung yang menjajal unit-unit motor listrik yang tersedia. Satu topik yang dibahas adalah perihal baterai seperti apa yang lebih mereka gemari, antara jenis tanam atau swap (lepas).
Hasilnya, ternyata mayoritas pengunjung lebih meminati motor listrik baterai tanam dibandingkan swap. Perbandingannya juga cukup signifikan, yakni 10 : 2.
Baca juga: Harga Seres E1 Bakal Lebih Murah dari Air ev?
Riko dan Kiki, kakak beradik dengan profesi wirausahawan asal Bekasi, menilai motor listrik dengan baterai tanam jauh lebih efisien dan murah dibandingkan jenis swap.
Keduanya sudah cukup awam dengan motor listrik karena Riko, sang kakak, sebelumnya sempat bergonta-ganti motor listrik. Keduanya menilai sudah memiliki evaluasi pribadi yang cukup akan hal ini.
“Kalau dihitung-hitung, baterai tanam yang dicas sendiri biayanya jauh lebih murah. Kalau kami pakai jenis swap, sejauh ini sistemnya masih banyak yang subscription (langganan) dan biayanya lumayan mahal juga,” ucap Kiki kepada Kompas.com, Kamis (18/5/2023).
Dia menambahkan, pemakaian hariannya memang cukup intens, tapi menurutnya hal itu masih sangat bisa diakomodir oleh motor listrik dengan baterai tanam.
Baca juga: Volta Buka Pemesanan Motor Listrik Subsidi, Dijual Rp 9,95 Juta
“Kami nganggapnya sih motor listrik cuma untuk commuting dekat-dekat saja, mungkin 20 kilometer dalam sehari. Kalau mau lebih jauh dari itu ya pakai mobil atau transportasi umum saja,” kata dia.
Keduanya mengaku berencana membeli motor listrik dan mobil listrik baru selama pameran PEVS 2023 dan sudah menargetkan unit apa yang akan diambil.
Berbanding terbalik dengan Riko dan Kiki, Pandu, Pekerja Swasta yang juga berasal dari bekasi, justru lebih meminati motor listrik baterai swap. Menurutnya, jenis ini jauh lebih unggul dibandingkan baterai tanam.
“Ibaratnya kan kita punya baterai abadi, enggak perlu lama-lama ngecas karena tinggal copot-pasang, dan bebas khawatir baterai rusak,” kata dia.
Baca juga: Moeldoko Ajak Masyarakat untuk Konversi Mobil Klasik
Pandu menjelaskan, jarak tempuh hariannya cukup tinggi karena dia bekerja di Ibukota, yakni sekitar 50 kilometer. Hal inilah yang menjadi alasannya menggemari baterai swap.
“Saya sudah pelajari rute dari rumah ke kantor, dan memang ada beberapa swap station yang bisa dipakai. Jadi kan cocok sekali tuh,” kata dia.
Untuk diketahui, motor listrik dengan baterai swap dan tanam sudah cukup banyak beredar di pasaran dan bisa dibeli konsumen.
Jenis baterai tanam jauh lebih umum dan memiliki rentang harga yang cukup variatif. Beberapa contoh motornya adalah United MX 1200, Alva One, Niu Gova, dan masih banyak lainnya
Sedangkan untuk baterai swap, biasanya digunakan oleh pengendara ojek online atau kategori premium. Contohnya adalah Rakata S9, Volta 401, dan Polytron FOX.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.