JAKARTA, KOMPAS.com - Supaya selama berkendara senantiasa aman, pengguna mobil dianjurkan untuk selalu berhati-hati dan memahami segala risiko yang bisa terjadi.
Selain terus menerapkan sikap berkendara yang baik, pengemudi juga sebaiknya memahami potensi malfungsi. Satu contoh, yaitu vapor lock pada sistem pengereman mobil.
Ekowati, Technical Leader Auto2000 Kalimalang, Jakarta Timur menjelaskan, kendala vapor lock merupakan salah satu bentuk rem blong dan umumnya terjadi di jalan tanjakan atau turunan.
Penyebab utama terjadinya vapor lock adalah karena minyak rem mendidih akibat panas yang terlalu tinggi. Akibatnya, sistem hidrolik pada bagian pengereman kehilangan fungsinya dan tidak bisa bekerja.
Baca juga: Bonceng Anak Saat Naik Motor, Wajib Duduk di Belakang
“Saya pernah beberapa kali menerima laporan soal kasus ini. Penyebab dan lokasi kejadiannya serupa, yaitu terjadi di jalanan yang konturnya menanjak dan menurun, serta rem overheating karena pemakaian yang terlalu intens,” ucapnya kepada Kompas.com, Rabu (3/5/2023).
Eko menambahkan, situasi vapor lock tentunya sangat berbahaya. Jika kendala ini terjadi di jalan menurun, mobil tidak akan memiliki penahan dan bisa meluncur ke bawah dengan kecepatan tinggi.
Untuk menghindari kejadian nahas tersebut, Eko membagikan beberapa anjuran mudah dan bermanfaat terkait sikap berkendara aman yang bisa diterapkan pengemudi.
“Utamanya ketika menjumpai jalan menurun jangan hanya mengandalkan rem saja, manfaatkan juga engine brake yang memang ada pada mobil,” ujarnya.
Baca juga: Ini Daftar Kerusakan yang Bisa Terjadi jika Motor Telat Ganti Oli
Bagi pengemudi mobil manual, bisa menggunakan gigi 1 atau 2 saat menghadapi jalan menurun, sedangkan untuk pengguna mobil matik, bisa menggunakan gigi D atau M tergantung dari jenis mobilnya.
Cara mengetahui engine brake bekerja atau tidak juga cukup mudah, pengemudi bisa memperhatikan jarum RPM pada spidometer mobil.
“Kalau RPM masih di angka 1.000 sampai 1.500, berarti engine brake masih belum optimal. Baru dianggap optimal jika RP di angka 2.000 sampai 2.500,” kata Eko.
Dia menambahkan, engine brake memang membuat mobil terasa lebih mengerung, tapi hal itu aman-aman saja dan tidak berbahaya.
“Memang mesin sudah diatur sedemikian rupa supaya bisa melakukan engine brake. Ini aman-aman saja, pastinya jauh lebih aman ketimbang hanya mengandalkan rem,” kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.