Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pemudik Wajib Tahu Bahaya Microsleep dan Langkah Penanganannya

Kompas.com - 11/04/2023, 15:12 WIB
Daafa Alhaqqy Muhammad,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Saat melakukan perjalanan mudik, penting bagi pengemudi untuk memahami potensi bahaya dan risiko yang bisa terjadi di jalan. Sopir harus selalu sigap dan mawas supaya risiko bisa diminimalisir.

Satu bahaya fatal yang harus diketahui pengemudi adalah kondisi microsleep driving. Secara singkat, microsleep driving adalah situasi dimana tubuh tetap bekerja dan berkemudi, tapi kesadaran menghilang dan pikiran tidak bekerja dalam renang waktu singkat.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia menjelaskan, microsleep berbeda dengan ngantuk biasa dan jauh lebih berbahaya.

Microsleep memang sering terjadi bagi pengemudi yang melakukan perjalanan jauh, biasanya saat mudik. Ini jauh lebih berbahaya dari ngantuk biasa,” kata dia kepada Kompas.com, Senin (10/4/2023).

Baca juga: Ini 5 Cara Cek Tarif Tol Persiapan Saldo Mudik Lebaran

Sebuah mobil Toyota Avanza bernomor F 1562 UZ menabrak separator jalur Transjakarta atau bus way di Jalan S Parman, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, atau di dekat Slipi Jaya pada Kamis (12/5/2022).Instagram @tmcpoldametro Sebuah mobil Toyota Avanza bernomor F 1562 UZ menabrak separator jalur Transjakarta atau bus way di Jalan S Parman, Slipi, Palmerah, Jakarta Barat, atau di dekat Slipi Jaya pada Kamis (12/5/2022).

Ketika pengemudi mengalami kantuk, hal itu tentu bisa dirasakan dan bisa segera dilakukan penanganan, misalnya berhenti dan beristirahat di rest area terdekat.

Lain halnya dengan microsleep. Ketika dalam kondisi ini, boleh jadi si pengemudi tidak menunjukkan adanya gejala kantuk dan postur mengemudinya masih sesuai, hanya saja fokusnya hilang karena pikiran dalam kondisi tidak sadar.

“Bahkan sering ada cerita penumpang baris depan tidak menyadari jika pengemudi hilang fokus. Baru sadar ketika mobil telat direm. Inilah bahayanya microsleep,” kata Sony.

Sony menjelaskan, microsleep disebabkan oleh respon  alias jam biologis tubuh yang tidak sesuai. Biasanya, tubuh terasa masih segar tapi otak sudah kelelahan dan butuh istirahat.

Baca juga: Ini 4 Penyebab Air Radiator Mobil Sering Berkurang

Microsleep bisa terjadi kapanpun jika pengemudi kurang beristirahat, baik itu di siang hari maupun di malam hariM Chaerul Halim Microsleep bisa terjadi kapanpun jika pengemudi kurang beristirahat, baik itu di siang hari maupun di malam hari

Satu-satunya obat untuk mencegah microsleep adalah dengan melakukan istirahat yang cukup minimal 5 jam sebelum melakukan perjalanan, dan melakukan istirahat rutin setiap 4 jam ketika perjalanan.

“Berdasarkan riset, microsleep seringkali terjadi pada jam ke-6 perjalanan, di mana pengemudi memforsir tubuhnya dan nyetir nonstop, ini tidak baik. Makanya, sebaiknya mengemudi tidak lebih dari 4 jam. Bisa istirahat dulu selama setengah jam di rest area terdekat, atau ganti pengemudi,” kata dia.

 
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau