JAKARTA, KOMPAS.com - Kecelakaan beruntun melibatkan tujuh mobil terjadi di tol Jatingaleh, Semarang, Kamis (16/3/2023). Kejadian itu menewaskan dua orang. Diduga, kecelakaan maut tersebut terjadi akibat truk yang mengalami rem blong.
Lokasi kecelakaan tersebut berada di jalan turunan panjang. Terlihat, dari sejumlah unggahan di media sosial, korban kecelakaan yang mengalami luka-luka sempat ditolong petugas jalan tol.
Pada umumnya, kasus kecelakaan di jalan turunan semacam itu terjadi sangat mendadak. Bahkan sejumlah pihak menyebut mustahil untuk menyelamatkan diri.
Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving and Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, ada bahaya besar yang datang di jalan turunan. Bagian belakang dan depan mobil tidak terlihat penuh pengemudi di dalam kabin.
"Yang dilihat jangan cuma bagian depan jalan terus. Belakangnya juga, kadang-kadang pengemudi mobil terlalu asyik dan tidak sadar ada kendaraan yang melaju kecepatan tinggi di belakang," kata Jusri.
Baca juga: Jaga Jarak Aman di Tol Saat Hujan, Hindari Aquaplaning dan Tabrakan
Kesalahan yang sering terjadi, pengemudi mobil banyak yang terlambat melihat ke arah belakang. Padahal, jarak antar kendaraan sangat terbatas.
Jusri mengatakan, kondisi semacam itu sangat berbahaya. Untuk menghindari, pengemudi perlu melihat kondisi dari kaca spion.
Misalnya, begitu ada kendaraan yang melintas dari belakang tiba-tiba. Jika perhitungan benar, masih ada jarak yang tersisa untuk bermanuver menghindari tabrakan beruntun.
"Setidaknya 8 detik lihat spion kanan, kiri dan tengah. Jika ada kejadian rem blong, peluang selamat terbuka dan masih cukup buat menghindar," kata Jusri.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.