Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Tentukan Pilihanmu
0 hari menuju
Pemilu 2024

Kasus Oknum TNI Cekcok di Jalan Berujung Damai, Ini Pentingnya Sabar

Kompas.com - 06/03/2023, 12:23 WIB

JAKARTA, KOMPAS.com - Kasus oknum TNI keluarkan senjata saat cekcok di jalan raya berakhir damai. ES, anggota Kodim 0733/Kota Semarang mengaku terpancing emosi dan mengeluarkan sangkur.

Dikutip dari Kompas Yogyakarta, cekcok antara ES dengan pengemudi mobil Toyota Sienta, SH terjadi di Jalan Gajah Mada, Jumat (3/3/2023), pukul 06.45 WIB. ES dan SH terlibat salah paham saat perjalanan.

ES yang mengendari Honda Freed B 1155 JA merasa dipepet oleh pengemudi Sienta. Lalu saat berhenti di lampur merah Jalan MH Thamrin, ES menghentikan SH dan cekcok pun tak terhindarkan.

Baca juga: Oknum TNI Cekcok dengan Pengendara Lain di Jalan, Bawa Senjata Tajam

Anggota TNI cekcok di Jalan MH Thamrin, Kota SemarangKOMPAS.COM/screenshot akun TikTok @jonesstoresarang Anggota TNI cekcok di Jalan MH Thamrin, Kota Semarang

Setelah ramai dibicarakan di media sosial, keduanya pun dipertemukan dan dilakukan mediasi. Keduanya pun sepakat untuk tidak melanjutkan kasus itu ke ranah hukum.

Terkait kasus tersebut, gangguan di jalan raya memang bisa datang dalam bentuk apapun. Memang, kadang kalau ada kendaraan lain di depan lalu pepet mobil sendiri, rasa emosi bisa saja mencuat.

Sony Susmana, Training Director Safety Defensive Consultant Indonesia mengatakan, emosi memang terkadang ikut terbawa ketika mau melakukan metode penyelesaian konflik di jalan.

Baca juga: Biaya Resmi Bikin SIM B1 per Maret 2023

"Tidak mudah kita bersikap bijaksana untuk menyelesaikan masalah dengan benar," kata Sony kepada Kompas.com, Senin (6/3/2023).

Untuk menjaga rasa sabar pada diri sendiri, Sony mengatakan ada empat hal yang harus dipahami. Pertama, biasakan untuk menerima kritik dari orang lain, ini isa jadi proses koreksi dan juga peningkatan kualitas diri.

"Jadi jangan melihat kritik sebuah hal yang negatif," ucap Sony.

Kedua, kualitas manusia bisa terlihat dari bagaimana dia menyikapi masalah. Sabar itu bagian dari proses pembentukan diri lewat pembelajaran, memang sulit karena tidak ada batasnya.

"Ketiga, belajar berhitung dan pikirkan risiko terburuk dari tindakan yang dilakukan. Bahayanya apa, risikonya apa, untung ruginya apa, mulai membiasakan diri dengan itu," kata Sony.

Terakhir, Sony menyarankan agar mengemudi secara defensif. Artinya, belajar mengalah, sopan, berbagi, menerapkan keselamatan dan lain-lain sehingga jauh dari risiko kecelakaan.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Rekomendasi untuk anda
27th

Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!

Syarat & Ketentuan
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE
Laporkan Komentar
Terima kasih. Kami sudah menerima laporan Anda. Kami akan menghapus komentar yang bertentangan dengan Panduan Komunitas dan UU ITE.
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Verifikasi akun KG Media ID
Verifikasi akun KG Media ID

Periksa kembali dan lengkapi data dirimu.

Data dirimu akan digunakan untuk verifikasi akun ketika kamu membutuhkan bantuan atau ketika ditemukan aktivitas tidak biasa pada akunmu.

Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke