JAKARTA, KOMPAS.com - Menjadi pebalap di kelas MotoGP tidak mudah. Bukan hanya soal persaingan di atas trek, tapi juga gaya hidup yang membuat pebalap mesti berkeliling dunia selama setahun.
Musim 2022 contohnya, seri pertama dimulai di Qatar kemuian pebalap mesti balapan di Mandalika, Indonesia. Tak lama kemudian pebalap bertolak ke Argentina, di Amerika Selatan.
Baca juga: Remap ECU Bisa Dongkrak Tenaga Mobil Seberapa Besar?
Balapan di belahan dunia lain menciptakan beberapa tantangan logistik dan juga mengacaukan pola tidur para pebalap dengan jendela waktu tiap negara yang berbeda-beda.
Namun, bagaimana sebenarnya para pebalap MotoGP mengatasi jet lag?
Miguel Oliveira, pebalap yang musim depan berada dia tim RNF Aprilia, mengatakan, tidak ada masalah dengan jet lag. Pebalap asal Portugal itu cukup minum minuman berenergi untuk meningkatkan kebugaran.
"Itu bukan masalah bagi saya. Tentu saja melelahkan untuk melakukan perjalanan selama berjam-jam, tetapi setelah minum satu atau dua Red Bull saya baik-baik lagi," kata Oliveria mengutip Motosport-Total.com, Kamis (29/12/2022).
Pebalap tim pabrikan Ducati, Enea Bastianini memiliki jurus lain, yaitu melatonin yang membantu untuk tidur nyenyak. Bastianini mengatakan, jet lag merupakan risiko atas pekerjannya yang mesti berkeliling dunia.
Baca juga: Strategi Polisi Hadapi Kemacetan di Jawa Barat, Catat Wilayahnya
"Itu bukan masalah bagi saya. Saya selalu memiliki melatonin di saku saya. Itu membantu saya. Kami mengemudi di Piala Dunia. Begitulah caranya adalah MotoGP. Itulah gaya hidup saya," kata Bastianini.
Melatonin adalah hormon yang dihasilkan kelenjar pineal di dalam otak. Setiap malam, tubuh manusia akan memproduksi lebih banyak melatonin untuk membantu tidur. Sebaliknya, pada siang hari, produksinya berkurang.
Hormon ini juga diproduksi dalam bentuk sintetis dari tanaman atau binatang, sehingga dijual dalam wujud tablet. Semacam obat pembantu tidur.
Namun, melatonin tidak cocok untuk semua pebalap. Juara Dunia MotoGP 2021, Fabio Quartararo contoh yang tidak cocok pakai obat tidur.
"Saya mencoba segalanya, termasuk melatonin. Cal (Crutchlow) memberi saya salah satu pilnya. Itu adalah pil yang besar. Terlalu banyak bagi saya," kata Quartararo.
Beda lagi dengan Johann Zarco, pebalap Pramac Ducati itu telah menjadi pebalap reguler di kejuaraan dunia sejak musim 2009. Menurutnya penerbangan kelas bisnis membuat perjalanan lebih mudah.
Baca juga: Bos LCR Honda Andalkan Alex Rins buat Dongkrak Prestasi Tim
"Biasanya lebih mudah saat Anda terbang dari timur ke barat. Lalu jet lagnya tidak terlalu buruk," kata Zarco.
Namun, pebalap asal Perancis mengakui perjalanan dari Indonesia ke Argentina di awal musim MotoGP 2022 sangat berat.
"Anda merasa seperti berada di belahan dunia lain dua minggu lalu," kata Zarco.
"Aneh untuk beberapa hari pertama karena Anda bangun di tengah malam. Tapi pekerjaan kami masih bagus. Saya suka dunia tempat kita tinggal. Kami bisa beradaptasi dengannya. Pengemudi melakukan perjalanan kelas bisnis. Itu membantu a banyak istirahat," kata dia.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.