Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ini Alasan Kenapa Tak Boleh Asal Dorong Mobil Matik yang Mogok

Kompas.com - 17/11/2022, 15:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

SEMARANG, KOMPAS.com - Berbeda dari mobil manual, penanganan mobil matik saat keadaan darurat juga lebih spesifik karena komponen-komponen transmisi hanya bisa bekerja saat mesin hidup. 

Karena itu, bila sedang mengalami masalah seperti mobil matik yang mogok, tidak boleh sembarangan di dorong atau di derek. 

"Cara kerja sistem transmisi matik mengandalkan sirkulasi oli yang baru bekerja saat mesin hidup. Jika oli sama sekali tidak jalan, komponen transmisi otomatis berhenti total," kata Hermas E Prabowo Pemilik Bengkel Worner Matic kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2022). 

Baca juga: Mengenal Fungsi Overdrive pada Mobil Matik

Menurut Hermas, ritme kerja transmisi matik baru efektif setelah sensor-sensor menerima informasi atas perintah electronic control unit (ECU).

Saat mesin mati, Hermas menjelaskan, skema proses yang saling terintegrasi mulai komponen mekanikal, elektrikal, jadi tidak berjalan. 

Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik DaihatsuKompas.com/Donny Transmisi New D-CVT (Dual Mode Continuously Variable Transmission) milik Daihatsu

"Komponen mekanis transmisi seperti kopling, bearing, dan gigi transmisi bisa rusak. Untuk mobilisasi mobil matik mogok hanya bisa dilakukan menggunakan di towing," kata dia. 

Sementara itu jika terpaksa mendorong mobil matik yang mogok di tengah jalan, ada aturan main yang bisa jadi patokan. 

"Kalau cuma mendorong jarak dekat bisa dilakukan menggunakan posisi transmisi di N (netral)," ucapnya. 

Baca juga: Duet SUV Chery Meluncur Pekan Depan

Sementara itu, Kepala Bengkel Nasmoco Gombel Semarang Mohammad Syafruddin menjelaskan, mendorong mobil matik boleh saja dilakukan, termasuk melakukan derek.

Tapi yang perlu diperhatikan oleh pemilik adalah soal jarak dan kecepatannya.

Polisi dan warga mendorong mobil yang mogok di jalur wisatawan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (5/5/2022).KOMPAS.COM/FADLAN MUKHTAR ZAIN Polisi dan warga mendorong mobil yang mogok di jalur wisatawan Baturraden, Kabupaten Banyumas, Jawa Tengah, Kamis (5/5/2022).

"Boleh ditarik menggunakan rantai, asal tidak lebih dari jarak 80 kilometer (km) dan kecepatan di bawah 30 km per jam (kpj)," katanya, kepada Kompas.com, beberapa waktu sebelumnya.

Lebih dari jarak tersebut, kata Syafruddin tidak dianjurkan karena mekanisme gerak kopling fluida tidak bisa terkontrol.

Baca juga: Jangan Asal, Ganti Aki Mobil Matik Ada Aturan Mainnya

"Mekanisme kopling fluida itu bergerak searah sehingga jika planetary gear unit yang ada di transmisi matik dipaksa berputar tapi mesin mati bisa slag," kata Syafruddin.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Selamat, Kamu Pembaca Terpilih!
Nikmati gratis akses Kompas.com+ selama 3 hari.

Mengapa bergabung dengan membership Kompas.com+?

  • Baca semua berita tanpa iklan
  • Baca artikel tanpa pindah halaman
  • Akses lebih cepat
  • Akses membership dari berbagai platform
Pilihan Tepat!
Kami siap antarkan berita premium, teraktual tanpa iklan.
Masuk untuk aktivasi
atau
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau