SEMARANG, KOMPAS.com - Mobil matik mengandalkan aki sebagai komponen satu-satunya yang memiliki fungsi cukup krusial.
Hal tersebut karena akan sangat merepotkan jika mobil matik mengalami kasus aki soak. Beda halnya mobil manual yang bisa didorong untuk menghidupkan mesin.
Beberapa informasi mengatakan, aki mobil matik di desain khusus dengan spesifikasi tertentu sehingga tak boleh asal mengganti.
Hermas E Prabowo, pemilik bengkel Worner Matic menjelaskan, pemilihan aki mobil matik ada aturannya. Bila sampai salah pilih, berpotensi mengganggu kinerja elektrikal transmisi.
Baca juga: Mengenal Fungsi Overdrive pada Mobil Matik
"Transmisi matik dilengkapi transmission control module (TCM), ada sejumlah sensor-sensor elektrik yang terhubung perangkat ECU. Seluruh sistem kerja transmisi saling terintegrasi, beban arus listrik yang stabil menjaga keseimbangan masing-masing komponen," kata Hermas kepada Kompas.com, Kamis (17/11/2022).
Arus listrik yang disalurkan ke masing-masing komponen menentukan kerja transmisi. Bila tidak stabil, dapat merembet ke aktuator transmisi.
Bila sudah demikian, maka dapat berpeluang memicu gejala transmisi delay karena tekanan oli tidak stabil.
"Masalah aki bisa serius, gejala transmisi delay berpotensi terjadi. Bahkan, tekanan oli yang tidak stabil gampang mempengaruhi kerja clutch. Pompa oli transmisi bekerja berdasarkan adanya arus listrik masuk masing-masing sensor," ucapnya.
Pergantian aki mobil matik sebelumnya diawali cek tegangan, hal ini untuk mengukur tegangan aki agar tidak mudah drop saat diberikan beban elektrikal.
Baca juga: Apa Bedanya Tuas Transmisi Matik Zig-zag dan Lurus?
"Hampir semua mobil Jepang rata-rata akinya pakai 12,6 volt itu posisi stand by. Sebelumnya agar tidak jadi masalah diukur dahulu menggunakan voltmeter. Jadi, tegangan aki mesin menyala dan mati juga jadi indikator mengetahui kesehatan alternator," ujar Hermas..
"Jika belum paham aturan main ini, lebih baik menggantinya di bengkel spesialis matik atau dengan orang yang sudah paham masalah aki di mobil matik," katanya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.