Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perjalanan Pecco Bagnaia Hingga Jadi Juara Dunia MotoGP 2022

Kompas.com - 06/11/2022, 20:53 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


VALENCIA, KOMPAS.com - Pebalap tim pabrikan Ducati, Francesco Bagnaia akhirnya keluar sebagai Juara Dunia MotoGP 2022 setelah finis di posisi ke-9 di seri terakhir, GP Valencia, Spanyol.

Pebalap kelahiran Turin, Italia, 14 Januari 1997 itu berhasil mempersembahkan gelar buat Ducati setelah terakhir diberikan Casey Stoner pada 2007. Usai melewati garis finis dia terlihat sangat emosional.

Sukses Pecco Bagnaia juga merupakan sukses buat Italia. Dia merupakan pebalap Italia kedua setelah Valentino Rossi yang meraih gelar juara dunia di era MotoGP modern.

Baca juga: Mitsubishi Akan Luncurkan Delica Mini Tahun Depan

General manager Gigi Dall'Igna bersama pebalapnya Pecco Bagnaia Foto: Tuttomotoriweb.it/Ducati General manager Gigi Dall'Igna bersama pebalapnya Pecco Bagnaia

Karier Pecco tidak instan dan dimulai dari umur belia. Saat masih bocah dia ikut kejuaraan MiniGP di Italia. Pada tahun 2009 dia berhasil menempati posisi kedua dalam kejuaraan tersebut dan bakatnya terus diasah.

Kariernya dimulai pada musim 2013 di mana dia mulai ikut Moto3 bersama Honda FTR. Tim pertamanya ialah San Carlo Team Italia, dia balapan 17 kali dan tidak menang sekalipun.

Tahun kedua dia direkrut oleh Sky VR46 Racing Team menunggangi motor KTM. Dia juga ikut akademi balap bentukan Rossi yaitu VR46 Academy untuk menambah keahlian balap. Di akhir musim dia berada di posisi ke-16.

Baca juga: Kapan Skutik Suzuki Saluto 125 Masuk Indonesia?

Pebalap Aspar Mahindra asal Italia, Francesco Bagnaia, berdiri di atas podium Sirkuit Sepang setelah finis di urutan pertama pada balapan Moto3 Malaysia, Minggu (30/10/2016).MOTOGP.COM Pebalap Aspar Mahindra asal Italia, Francesco Bagnaia, berdiri di atas podium Sirkuit Sepang setelah finis di urutan pertama pada balapan Moto3 Malaysia, Minggu (30/10/2016).

Pencapaian terbaiknya di Moto3 terjadi pada musim 2016. Saat itu dia membela Pull & Bear Aspar Mahindra Team dan berhasil bertengger di posisi keempat di akhir musim dengan total 145 poin.

Sepanjang 2013 sampai 2016 di Moto3, Pecco Bagnaia meraih tujuh poium dua di antaranya menang, di mana salah satunya di GP Assen, Belanda 2016.

Pada 2017 dia naik kelas ke Moto2. Di kelas ini keahlian Pecco semakin terasah, pengalaman dan umurnya yang mulai remaja membuatnya tampil agresif selama balapan.

Baca juga: Link Live Streaming MotoGP Valencia 2022, Balapan Malam Ini

Pebalap MotoGP asal Italia, Valentino Rossi (kanan) berpose dengan salah satu anak didiknya di atas lintasan balap, Francesco Bagnaia.
MOTORSPORT.COM Pebalap MotoGP asal Italia, Valentino Rossi (kanan) berpose dengan salah satu anak didiknya di atas lintasan balap, Francesco Bagnaia.

Di musim pertama Moto2, Pecco terjun bersama Sky Racing Team VR46 menggunakan sasis Kalex. Di akhir musim dia berhasil bertengger di posisi kelima.

Di musim kedua, pebalap berambut ikal tersebut membawa harum nama tim balap Rossi dengan menjadi Juara Dunia Moto2 2018. Dia menang delapan kali dari total 18 kali balapan musim itu.

Tak pakai lama setelah juara dunia, talenta Pecco langsung membuatnya dilirik oleh Ducati ke ajang MotoGP. Sebagai pebalap asal Italia, dia masuk ke tim satelit Pramac Ducati pada 2019 menggunakan nomor #63.

Baca juga: Luca Marini Sebut Quartararo Mustahil Menang di GP Valencia

Valentino Rossi berpose bersama dua pebalap akademi VR46, Francesco Bagnaia (kiri) dan Romano Fenati (kanan).MOTOGP Valentino Rossi berpose bersama dua pebalap akademi VR46, Francesco Bagnaia (kiri) dan Romano Fenati (kanan).

Namun penampilannya di musim pertama sangat sulit. Pecco belum terbiasa dengan motor Desmosedici GP19, di akhir musim dia hanya bertengger di posisi ke-15.

Musim 2020 atau musim kedunya justru lebih buruk lagi. Dia hanya bertengger di posisi ke-16. Meski demikian Ducati sangat percaya dengan kemampuan Pecco. Dia hanya belum dapat "bintang" yang pas buat bersinar.

Pada 2021 dia dapat promosi untuk naik ke tim pabrikan Ducati. Mengendari motor yang lebih baik karena diseting langsung oleh mekanik terbaik.

Baca juga: Targetkan Podium, Bastianini Incar Peringkat Ketiga Klasemen

Francesco Bagnaia saat berlaga di MotoGP Emilia Romagna. (Photo by ANDREAS SOLARO / AFP)ANDREAS SOLARO Francesco Bagnaia saat berlaga di MotoGP Emilia Romagna. (Photo by ANDREAS SOLARO / AFP)

Musim pertamanya bersama tim pabrikan Ducati, Pecco langsung bersinar. Di awal musim dia tampil kurang panas, tapi kemudian mulai menusuk di akhir seri.

Sayang penampilannya yang baik di akhir seri tidak dapat membuatnya mengejar poin Fabio Quartararo yang memang tampil apik sepanjang musim.

Quartararo sendiri balas dendam dari musim 2020, di mana dia kehilangan gelar. Pebalap asal Perancis itu sangat baik di awal musim tampi kendor di pertengahan musim dan akhirnya disalip oleh Joan Mir.

Baca juga: Impresi Perdana Berkendara Wuling Almaz Hybrid, Mulus dan Bertenaga

Tak ingin mengulang kesalahan yang sama pada 2021, Pecco kemudian bertekad tampil lebih konsisten pada 2022. Meski demikian di awal musim lagi-lagi dia kurang "panas," sebaliknya Quartararo justru tampil dominan.

Pebalap Ducati Francesco Bagnaia (kanan) melakukan sesi foto bersama dengan sang pesaing terdekat dari tim Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo (kanan) menjelang balapan penentu, MotoGP Valencia, di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, Minggu (6/11/2022).AFP/JAVIER SORIANO Pebalap Ducati Francesco Bagnaia (kanan) melakukan sesi foto bersama dengan sang pesaing terdekat dari tim Monster Energy Yamaha Fabio Quartararo (kanan) menjelang balapan penentu, MotoGP Valencia, di Sirkuit Ricardo Tormo, Spanyol, Minggu (6/11/2022).

Keadaan mulai berbalik di pertengahan musim. Quartararo sendiri mengakui semua jadi berat usai GP Inggris atau seri ke-12 di musim 2022. Saat itu Pecco menang di Inggris dan kemudian menang lagi di GP Austria.

Di sisi lain performa Quartararo justru meredup. Quartararo bahkan sempat non aktif dari sosmed usai GP Jepang agar lebih konsentrasi ke balapan. Namun di GP Malaysia dia tertinggal 23 poin dari Pecco.

Puncaknya di GP Valencia, Pecco unggul jauh dari segi poin. Di partai final tersebut Pecco bermain aman dan berhasil finis ke-9 untuk mengklaim gelar juara pertamanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Baca tentang


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau