Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Apa Dampak Cairan Coolant Tidak Pas pada Mesin Mobil?

Kompas.com - 01/10/2022, 15:02 WIB
Erwin Setiawan,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Coolant atau air radiator merupakan cairan pendingin mesin yang diformulasikan khusus untuk menjaga suhu kerja mesin tetap stabil.

Cairan ini dijual di pasaran dalam dua jenis, yaitu dalam bentuk konsentrat dan siap pakai. Sehingga, coolant konsentrat atau biangnya perlu dicampur dengan air terlebih dulu agar kepekatan atau konsentrasinya pas.

Sehingga, konsentrasi coolant ini perlu diperhatikan apakah terlalu pekat atau terlalu encer. Lantas, apa saja dampak konsentrasi coolant yang tidak pas pada mesin mobil?

Baca juga: Mitos atau Fakta, Radiator Motuba Tidak Boleh Diisi Coolant?

Produk cairan coolant dari ValvolineSanjay Sakaria Produk cairan coolant dari Valvoline

Foreman Nissan Bintaro Ibrohim, mengatakan perbandingan coolant dan air setiap produk berbeda-beda, perlu melihat di kemasan coolant konsentrat tersebut.

“Standar tiap produk berbeda, umumnya 4:1 air lebih banyak, namun yang paling tepat adalah dengan menggunakan alat ukur refraktometer untuk mengetahui kadar konsentrasinya, di situ nanti akan terbaca berbagai parameter, salah satunya propylene glycol, yang menunjukkan tingkat zat anti beku pada coolant,” ucap Ibrohim kepada Kompas.com, Sabtu (1/10/2022).

Dia mengatakan jika konsentrasi coolant terlalu encer bisa terbaca dari titik beku yang tertera di alat refraktometer kurang rendah dari standarnya.

Baca juga: Lebih Baik Mengisi Radiator dengan Coolant atau Air Biasa?

pencampuran coolant dengan airKompas.com/Erwin Setiawan pencampuran coolant dengan air

“Jika titik bekunya pada hasil pengukuran tidak sesuai dengan standar coolant maka konsentrasi terlalu encer, otomatis jangka pemakainya berkurang, sehingga perlu penambahan biang coolantnya,” ucap Ibrohim.

Dia mengatakan tingkat konsentrasi tersebut seiring dengan konsentrasi zat lain yang terkandung di dalam coolant termasuk kandungan deterjen, anti karat dan lain sebagainya yang berfungsi melindungi mesin dari sisi saluran air pendingin.

“Demikian pula sebaliknya kalau terlalu pekat, zat-zat aditifnya menjadi terlalu tinggi, biasanya akan menimbulkan korosi di sambungan yang berbahan aluminium,” ucap Ibrohim.

Baca juga: Kalau Darurat, “Coolant” Radiator Bisa Dicampur Air

pencampuran coolant dengan airKompas.com/Erwin Setiawan pencampuran coolant dengan air

Sementara itu, pengaruh pada performa mesin untuk daerah beriklim tropis tidak terlalu berpengaruh, kecuali untuk negara yang ada musim salju dan suhu di siang hari sangat panas.

“Sebenarnya kan coolant dirancang agar tidak membeku di musim dingin, serta meningkatkan titik didih, bila air biasa akan mendidih di suhu 100 derajat celcius maka dengan ditambah coolant menjadi lebih tinggi, sehingga air pendingin tidak mudah menguap dan menimbulkan overheat,” ucap Ibrohim.

Dia mengatakan selama komponen pada sistem pendingin mesin bekerja dengan baik, maka dampak campuran coolant yang kurang pas tidak begitu berpengaruh di daerah dengan iklim tropis.

Baca juga: Mobil Lawas Pakai Radiator Coolant, Perhatikan Ini

“Paling akan menimbulkan semacam korosi pada sambungan selang sesuai warna coolant bila terlalu pekat,” ucap Ibrohim.

Jadi, konsentrasi coolant cukup penting diperhatikan guna menjaga titik beku dan titik didihnya, khususnya di daerah dengan suhu dingin ekstrem dan panas yang ekstrem.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau