Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

5 Hal yang Sering Diabaikan dan Bikin BBM Skutik Boros

Kompas.com - 12/09/2022, 14:31 WIB
Dicky Aditya Wijaya,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

Untuk itu, minimal setiap 5.000 kilometer (km), pemilik diharuskan membersihkan filter udara. Cukup dengan semprotan angin kompresor bertekanan atau boleh juga bersamaan dengan jadwal pergantian oli rutin. 

Kemudian, sesuai jadwal servis berkala pergantian filter udara bisa dilakukan dengan patokan jarak tempuh 20.000 km. 

  • Busi 

Busi adalah komponen utama pengapian mesin. Fungsinya menghasilkan percikan bunga api. Usia busi bisa ditentukan oleh penggunaan bahan bakar sesuai nilai oktan. BBM tidak sesuai kompresi, malah berakibat ujung elektroda busi jadi cepat kotor. 

Kotoran jelaga sisa deposit bahan bakar gagal terbakar bisa mempersingkat jadwal pergantian. Selain itu, busi yang kotor perbedaannya bisa langsung dirasakan pada performa mesin. 

Baca juga: Bengkel Spesialis Ford Ini Sediakan Layanan Aftersales Lengkap

Mesin ngedrop, tarikan mesin berat dan lemot. Jelas, pengaruhnya langsung terhadap konsumsi BBM. Bukaan throttle gas lebih banyak, tujuannya menyeimbangkan ritme timming pengapian mesin supaya normal. 

"Sesuai jadwal pergantian rutin, busi wajib diganti setiap 10.000 km. Kondisi busi masih layak pakai bisa dilihat dari warna.

Bila kehitaman bisa dibilang ada masalah ruang bakar, campuran BBM dan udara tidak seimbang. Seharusnya berwarna merah bata. Tanda pembakaran mesin sempurna," kata Nurhadi. 

  • Tekanan Ban 

Pemeriksaan kondisi fisik ban motorDicky Aditya Wijaya Pemeriksaan kondisi fisik ban motor


Ban skutik ternyata berperan penting dalam mempengaruhi konsumsi BBM. Ban kempis alias kurang tekanan udara, selain gampang bocor bisa berimbas tarikan motor jadi berat.

Gaya sentrifugal gesekan permukaan ban dan aspal yang besar, otomatis putaran roda jadi berat. Sehingga, mesin membutuhkan tenaga sedikit lebih banyak. 

Utamanya, sewaktu tarikan awal, bobot putaran roda yang berat disiasati dengan adaptasi bukaan throttle gas yang banyak. 

Dengan begitu, bila menempuh jarak yang lebih jauh, maka konsumsi BBM bisa dua kali lipat dari biasanya. 

"Jangan pernah anggap sepele tekanan udara ban. Tiap skutik ada aturannya. Apalagi bawa beban miatan penumpang atau barang yang berat," kata Product Development Manager Otobox Supermarket Ban Indonesia Aan Nugroho. 

Baca juga: Daftar Skutik Bekas yang Dijual Mulai Rp 6 Jutaan

Untuk itu, Aan menyarankan, satu hal wajib perawatan skutik yakni mencantumkan rutin melakukan cek berkala tekanan udara ban. 

Yamaha Diagnostic Tools di bengkel resmi YamahaFoto: Yamaha Yamaha Diagnostic Tools di bengkel resmi Yamaha
Sistem kerja keseluruhan skutik bergantung pada performa CVT matik. Dalam rangkaian sistem itu, terkenal ada 3 komponen penting yang harus diperhatikan. Roller dan v-belt, dua komponen ini tugasnya amat berat karena jadi media menyalurkan tenaga mesin ke roda.

Satu komponen lagi, kampas kopling ganda matik tak boleh dilupakan, fungsinya, memutus tenaga putaran mesin dari CVT depan ke belakang.

Maka dari itu, bila ada satu saja komponen bermasalah, baiknya segera diganti. Sebab, peran dan fungsinya saling berhubungan, dikhawatirkan bisa menjalar dan kerusakan bertambah parah. 

Kepala Bengkel Honda Nusantara Sakti Penggaron Rofiudin mengatakan, pergantian wajib komponen utama CVT bisa dilakukan bila ditemukan kondisi abnormal. Berupa getaran dari blok CVT, atau bisa juga ditandai bunyi asing gemuruh. 

"Kalau kedua tanda itu muncul, segera ganti saja. Itu sudah berpengaruh pada performa mesin dan konsumsi BBM," ucap Rofiudin. 

 

 

 

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com