Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sederet Tantangan Elektrifikasi Otomotif Nasional

Kompas.com - 15/08/2022, 17:12 WIB
Serafina Ophelia,
Aditya Maulana

Tim Redaksi

TANGERANG, KOMPAS.com - Elektrifikasi menjadi fokus utama dalam Gaikindo Indonesia International Auto Show (GIIAS) 2022. Pameran ini digelar sejak tanggal 11 Agustus 2022 sampai 21 Agustus 2022.

Pada pameran ini, sejumlah merek mobil dan motor turut meramaikan dengan menghadirkan kendaraan listriknya, baik yang sudah dijual secara massal maupun kendaraan konsep untuk diperkenalkan kepada masyarakat.

Beberapa di antaranya bisa dicoba langsung oleh pengunjung, dengan mengunjungi area test drive outdoor ataupun EV Test Track indoor untuk mencoba ragam kendaraan listrik.

Baca juga: Perkuat Visi Elektrifikasi, Lexus Perkenalkan Mobil Konsep LF-Z Electrified dan All New Lexus RX di GIIAS 2022

Saat ini, penggunaan kendaraan dengan mesin pembakaran internal atau Internal Combustion Engine (ICE) masih mendominasi. Untuk kendaraan dengan sistem elektrifikasi berbasis baterai belum ada 0,1 persen.

Dirjen Industri Logam, Metal, Alat Transportasi dan Elektronik (ILMATE), Kementerian Perindustrian Taufik Bawazier menjelaskan, kondisi ini menjadi tantangan besar untuk elektrifikasi otomotif Indonesia. 

Bahkan di level global pun, industri kendaraan dengan pembakaran internal masih lebih dominan. Di saat yang sama, ini menjadi peluang besar bagi produsen komponen otomotif nasional.

Fuso eCanter di GIIAS 2022KOMPAS.com/FATHAN RADITYASANI Fuso eCanter di GIIAS 2022

Baca juga: Peluang Daihatsu Ayla EV Jadi Mobil Listrik Murah Massal

"Perlu kita lihat ke pasar global, selain menghadapi tantangan besar soal bagaimana industri otomotif nasional berganti ke elektrifikasi otomotif, juga menjadi kesempatan buat produsen komponen otomotif nasional untuk mulai berganti ke untuk mencari komponen yang bisa mereka produksi untuk kendaraan listrik," ucap Taufik dalam keterangan resminya, Senin (15/8/2022).

"Kalau kita masih terlalu asik dengan produksi komponen kendaraan ICE, maka ini akan menyulitkan kita menghadapi sesi phase out. Negara-negara lain yang punya komitmen besar dalam hal elektrifikasi otomotif, sudah mencanangkan bahwa 2035 adalah batas dari kendaraan ICE beredar di negara mereka," lanjut Taufik.

Ia menjelaskan, jika tidak pandai melihat potensi ini, maka negara akan tertinggal dalam industri otomotif khususnya untuk isu elektrifikasi.

"Namun ini juga sekaligus menjadi potensi besar bagi produsen komponen, agar mulai fokus mencari apa yang mereka bisa produksi untuk kendaraan listrik," ucap Taufik.

Jika produsen otomotif tidak beradaptasi, proyeksi internal Kementerian Perindustrian (Kemenperin) menunjukkan bahwa jumlah kendaraan ICE yang beredar pada tahun 2030 mencapai 25,8 juta unit, serta menghasilkan emisi 92,2 juta ton CO2.

Taufik mengatakan, dalam rangka dukungan pengurangan emisi CO2, Kemenperin mengeluarkan kebijakan pengembangan industri kendaraan bermotor emisi karbon rendah; diatur dalam Permenperin Nomor 36 Tahun 2021.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau