Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Sering Pakai Pertalite, Mobil Bisa Kehilangan Garansi

Kompas.com - 08/07/2022, 15:41 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Penggunaan bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dengan jenis Pertalite dan Solar kini mulai dibatasi. Hal tersebut dalam upaya menekan potensi penyaluran subsidi yang tidak tepat sasaran.

Lagipula, sebagaimana dikatakan After Sales Division Head Auto2000 Nur Imansyah Tara, tidak semua mobil saat ini yang masih cocok menggunakan BBM dengan RON di bawah 90 seperti Pertalite.

Namun diakui masih cukup banyak penggua yang memaksanya sehingga membuat kinerja mesin dan yang berkaitan, tidak optimal.

Baca juga: Tak Punya Ponsel, Daftar Beli Pertalite dan Solar Bisa ke SPBU

Warga pengguna kendaraan motor dan mobil angkutan umum sedang mengisi bahan bakar subsidi Pertalite di salahsatu SPBU Jalan Ir H Djuanda Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022).KOMPAS.COM/IRWAN NUGRAHA Warga pengguna kendaraan motor dan mobil angkutan umum sedang mengisi bahan bakar subsidi Pertalite di salahsatu SPBU Jalan Ir H Djuanda Kota Tasikmalaya, Jawa Barat, Rabu (29/6/2022).

"Setiap kendaraan masing-masing memiliki spesifikasi untuk memberikan performa yang optimal. Teknologi di mesinnya itu mengharapkan kadar cetane atau kompresi tertentu, agar titik optimum performa didapatkan," katanya saat ditemui, Kamis (7/6/2022).

"Kalau menggunakan bahan bakar tidak sesuai, akan ada risiko untuk konsumen yaitu performa tidak optimal, tenaga berkurang, dan mungkin saringan berkerja lebih keras sehingga bakal lebih sering ganti," lanjut Imansyah.

Selain itu, perilaku tersebut juga bisa membuat garansi kendaraan yang berkaitan dengan dampak dari pengisian BBM akan hilang.

Maka pada akhirnya risiko atas penggunaan BBM tak sesuai spesifikasi atau rekomendasi pabrikan ditanggung sepenuhnya oleh pengguna.

Baca juga: Alasan Knalpot Motor Kerap Keluarkan Air Saat Mesin Dipanaskan

Siluet petugas melayani pengisian BBM di SPBU Tol Sidoarjo 54.612.48, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (11/4/2022). Pemerintah menetapkan Pertalite sebagai jenis BBM khusus penugasan yang dijual dengan harga Rp7.650 per liter dan Biosolar Rp5.510 per liter, sementara jenis Pertamax harganya disesuaikan untuk menjaga daya beli masyarakat yakni menjadi Rp 12.500 per liter dimana Pertamina masih menanggung selisih Rp3.500 dari harga keekonomiannya sebesar Rp16.000 per liter di tengah kenaikan harga minyak dunia.ANTARA FOTO/ZABUR KARURU Siluet petugas melayani pengisian BBM di SPBU Tol Sidoarjo 54.612.48, Sidoarjo, Jawa Timur, Senin (11/4/2022). Pemerintah menetapkan Pertalite sebagai jenis BBM khusus penugasan yang dijual dengan harga Rp7.650 per liter dan Biosolar Rp5.510 per liter, sementara jenis Pertamax harganya disesuaikan untuk menjaga daya beli masyarakat yakni menjadi Rp 12.500 per liter dimana Pertamina masih menanggung selisih Rp3.500 dari harga keekonomiannya sebesar Rp16.000 per liter di tengah kenaikan harga minyak dunia.

"Kita terus edukasi agar menggunakan BBM sesuai dengan kebutuhan kendaraannya. Tapi kalau terpaksa atau ada alasan tertentu silahkan saja (memakai Pertalite atau lainnya yang tak sesuai)," ucap Imansyah.

"Namun konsekuensinya berkaitan dengan warranty yang berkaitan dengan efek penggunaan bahan bakar. Tidak gugur secara keseluruhan, tapi jadi pertimbangan," tambahnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau