Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cegah Kecelakaan, Bus Pariwisata Harus Punya Manajemen Perawatan

Kompas.com - 22/06/2022, 17:31 WIB
Muhammad Fathan Radityasani,
Stanly Ravel

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Belum lama ini terjadi kecelakaan bus pariwisata di Bali dan merusak belasan kendaraan. Diduga, pengemudi tak bisa mengendalikan laju bus yang mengalami rem blong.

Tak hanya insiden tersebut, sebelumnya juga banyak terjadi kecelakaan yang melibatkan bus pariwisata. Hal sangat miris, apalagi di saat kondisi Covid-19 mulai terkendali dan sektor pariwisata sedang bangkit.

Salah satu hal yang jadi penyebab bus mengalami kecelakaan adalah armada yang kurang terawat. Karena itu, penting untuk tak sembarang memilih PO pariwisata.

Baca juga: Alasan Mengapa Bus AKAP di Sumatera Kerap Kotor dan Kusam

Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan maut di Baturiti, Tabanan, Sabtu 18 Juni 2022 Tribun Bali/Made Ardhiangga Ismayana Kondisi kendaraan yang terlibat kecelakaan maut di Baturiti, Tabanan, Sabtu 18 Juni 2022

Oscar Tosagena, Pemilik PO Pariwisata Melody Transport mengatakan, secara umum pengecekan laik jalan dilakukan tiap enam bulan sekali atau saat KIR.

"Biasanya kalau ada kekurangan sedikit pada kendaraan, contoh klakson mati, lampu mati, sein mati, ban vulkanisir, jumlah seat tidak sesuai dengan data dan lain-lain, sudah pasti tidak lolos uji," ucap Oscar kepada Kompas.com, Rabu (22/6/2022).

Meski demikian, pengecekan enam bulan dirasa kurang cukup karena rentang waktunya yang lama. Karena itu, disiapkan juga stok suku cadang di pool agar bus selalu siap ketika mau disewa.

Baca juga: Tabrakan di Tambun, Benarkah Mesin Mobil Bisa Mati di Pelintasan KA?


"Saya selalu stok sparepart, baik itu part engine, electrical, dan bagian kaki-kaki seperti bearing, tie rod, ban dan lainnya. Jadi kalau ada keluhan pada bus, kita langsung ganti part tersebut," kata Oscar.

Jika bus sudah fit atau siap jalan, pengemudi dan kru juga diberi standar operasional dalam pengoperasian. Misal, seperti pengecekan bus sebelum berangkat agar lancar selama perjalanan.

Polisi melakukan pemeriksaan di lokasi kecelakan bus pariwisata dengan truk di Tol Dupak - Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (5/3/2022). Kecelakaan antara bus pariwisata bernopol D 7610 AT yang memuat rombongan peziarah dengan truk 'Colt Diesel' nomor polisi W 9948 Z itu diduga disebabkan salah satu penumpang bus merebut kendali kemudi dari sopir bus dan menabrak truk 'Colt Diesel' dari arah berlawanan. Dalam kecelakaan itu sopir truk dan kernetnya meninggal dunia di lokasi kecelakaan.Antara Foto/Didik Suhartono Polisi melakukan pemeriksaan di lokasi kecelakan bus pariwisata dengan truk di Tol Dupak - Tanjung Perak Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (5/3/2022). Kecelakaan antara bus pariwisata bernopol D 7610 AT yang memuat rombongan peziarah dengan truk 'Colt Diesel' nomor polisi W 9948 Z itu diduga disebabkan salah satu penumpang bus merebut kendali kemudi dari sopir bus dan menabrak truk 'Colt Diesel' dari arah berlawanan. Dalam kecelakaan itu sopir truk dan kernetnya meninggal dunia di lokasi kecelakaan.

"Dari kru juga harus diperhatikan baik kesehatan dan istirahatnya. Tidak bisa sopir yang baru bawa bus langsung jalan lagi, harus istirahat total. Kalau perjalanan luar kota juga kita pakai dua sopir dan satu kernet," ucapnya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau