JAKARTA, KOMPAS.com - Krisis cip semikonduktor menyebabkan produksi sepeda motor Yamaha mengalami kendala. Sebab, komponen tersebut masih diimpor.
Adanya krisis ini menghambat produksi, sehingga pembelian motor menjadi inden. Pasalnya, tingginya jumlah permintaan tidak sebanding dengan jumlah produksi.
Baca juga: Pertama Kalinya, Yamaha Motor Meriahkan Java Jazz Festival 2022
Antonius Widiantoro, Manager Public Relations, YRA & Community PT Yamaha Indonesia Motor Manufacturing (YIMM), mengatakan, semikonduktor itu dipakai di beberapa industri, bukan hanya motor saja.
"Jadi, kelangkaan globalnya yang membuat dampak ke industri otomotif. Jadi, tidak bisa diapa-apakan lagi, selain berusaha dan menunggu," ujar Antonius, kepada wartawan, saat ditemui di Jakarta, belum lama ini.
Tapi, tidak mudah juga untuk memproduksi cip semikonduktor sendiri. Butuh investasi yang sangat besar untuk bisa membangun fasilitas pabrik tersebut.
Baca juga: Cara Kerja Suspensi Depan Yamaha Rilis Tricity 125, Motor Roda 3
Dyonisius Beti, Executive Vice President dan COO PT YIMM, mengatakan, semikonduktor itu adalah teknologi lain, bukan tidak bisa dilakukan produksinya oleh Indonesia.
"Sebab, itu investasinya puluhan miliar dolar. Pabrik-pabrik cip terbesar itu bukan hanya supply untuk motor atau otomotif, tapi juga segala industri microchip, seperti di handphone," ujar Dyonisius.
"Jadi, investasi ke Indonesia dari dulu sudah out. Jadi, Yamaha atau pabrik-pabrik lain tidak bisa bersatu untuk produksi cip. Tapi, kita bisa mulai lokalisasi untuk memakai beberapa sumber untuk meningkat," katanya.
Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.