Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Toyota Sebut Perlu Ada Pembatasan Usia Mobil di Indonesia

Kompas.com - 27/05/2022, 18:01 WIB
Ruly Kurniawan,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Toyota Indonesia menyatakan bahwa aturan pembatasan usia pemakaian mobil perlu didorong untuk mengurangi kepadatan volume kendaraan di jalan dan menekan emisi gas buang yang dihasilkan.

Terlebih, Indonesia sudah menyampaikan komitmennya untuk dapat capai netralitas karbon alias Net Zero Emission pada 2060 mendatang, sebagai respons atas perubahan iklim dunia.

Demikian dikatakan Project General Manager Toyota Daihatsu Engineering & Manufacturing (TDEM) Indra Chandra, dalam seminar nasional bersama Universitas Diponegoro (UNDIP), Semarang belum lama ini.

Baca juga: Strategi Toyota Indonesia Capai Target Bebas Emisi

Proses Perakitan Mobil di Pabrik TMMINdok.TMMIN Proses Perakitan Mobil di Pabrik TMMIN

"Di Indonesia memang belum terdapat policy end of life vehicle. Jadi lihat di jalan mobil seumur apapun masih bisa operasi. Dan kita tahu itu tidak layak dalam tanda kutip, apalagi terkait safety dan emisi," katanya.

"Mungkin bersama-sama dengan stakeholder terkait, Toyota melihatnya kita perlu setuju dengan usulan agar kendaraan itu ada batasnya," lanjut Indra.

Namun diakui bahwa langkah tersebut tidak mudah. Sehingga diperlukan berbagai insentif agar masyarakat lebih mudah melakukan penyegaran pada kendaraan pribadinya.

Atau bisa jadi, diberikan skema lebih baik agar pembatasan usia mobil ini tidak merugikan baik pada pihak masyarakat, industri, dan pemerintah. Seperti, hadirnya skema perpajakan daur ulang mobil tua.

Baca juga: Jangan Asal Pakai, Mesin Bensin dan Mesin Diesel Berbeda Olinya

Program berlangganan mobil Toyota, Kinto, berikan promo menarik selama perhelatan Jakarta Auto Week (JAW) 2022Kompas.com/Donny Program berlangganan mobil Toyota, Kinto, berikan promo menarik selama perhelatan Jakarta Auto Week (JAW) 2022

"Mekanisme di banyak negara, tidak hanya membatasi usia mobil tetapi diberikan insentif ketika orang ingin melakukan pembaharuan (membeli mobil kembali, menggantikan mobil lamanya)," ujar Indra.

"Kemudian mobil lama itu di recycling, komponen atau energi tentunya dimasukkan ke manufaktur," kata dia lagi.

Dapatkan update berita pilihan dan breaking news setiap hari dari Kompas.com. Mari bergabung di Grup Telegram "Kompas.com News Update", caranya klik link https://t.me/kompascomupdate, kemudian join. Anda harus install aplikasi Telegram terlebih dulu di ponsel.

Video rekomendasi
Video lainnya


Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Lengkapi Profil
Lengkapi Profil

Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.

Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com