Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Alasan Motor Tak Direkomendasikan buat Alat Transportasi Mudik

Kompas.com - 25/04/2022, 15:54 WIB
Gilang Satria,
Azwar Ferdian

Tim Redaksi


JAKARTA, KOMPAS.com - Pemerintah membolehkan masyarakat melakukan mudik Lebaran 2022, setelah sebelumnya melarang mudik selama dua tahun untuk mencegah Covid-19.

Sama seperti mudik sebelumnya, mudik naik sepeda motor tidak dianjurkan. Namun, nyatanya ditengarai tahun ini bakal ada 17 juta pemudik yang menggunakan motor ke kampung halaman.

Founder & Training Director Jakarta Defensive Driving Consulting Jusri Pulubuhu mengatakan, ada beberapa sebab mengapa sangat tidak disarankan mudik menggunakan motor.

Baca juga: Estimasi Biaya Mudik Jakarta-Surabaya Pakai Suzuki XL7, Siapkan Rp 1 Jutaan

Pemudik motor mulai padati jalur Kalimalang menuju Bekasi, Kamis (22/6/2017)Otomania/Setyo Adi Pemudik motor mulai padati jalur Kalimalang menuju Bekasi, Kamis (22/6/2017)

"Rekomendasi pemerintah sejak dari dulu itu tidak direkomendasikan karena tingkat bahaya dan kerusakan (naik motor) itu termasuk cedera itu sangat tinggi jika dibandingkan moda transportasi lain," kata Jusri kepada Kompas.com, Senin (25/4/2022).

Jusri mengatakan, motor tidak mengenal stabilitas melainkan keseimbangan. Motor bisa seimbang karena ada kecepatan, tetapi dengan mudah dapat kehilangan hal itu karena berbagai faktor.

"Sepeda motor tidak mengenal kata stabil, stabil itu tidak ada. Motor itu yang ada hanyalah keseimbangan," katanya.

Baca juga: Viral Video Macet Arus Mudik di Cipali, Rupanya Video Lama di Jagorawi

Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat akan melintas di posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021). Pada H-3 jelang Hari Raya Idul Fitri 1422 H petugas gabungan dari TNI,Polri, Dishub dan Satpol PP memperketat penjagaan pemudik di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang.ANTARA FOTO/FAKHRI HERMANSYAH Sejumlah kendaraan terjebak kemacetan saat akan melintas di posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021). Pada H-3 jelang Hari Raya Idul Fitri 1422 H petugas gabungan dari TNI,Polri, Dishub dan Satpol PP memperketat penjagaan pemudik di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang.

Joki drag Harley-Davidson itu mengatakan, dari bentuk motor juga berbeda dengan transportasi lain semisal mobil, bus, pesawat, atau kereta api.

"Motor berbeda dengan moda transportasi lain, kalau moda transportasi lain orangnya dibalut besi, mesin, ataupun bumper dan lainnya, kalau motor sebaliknya, ibaratnya mesin yang dibalut daging manusia," ungkapnya. 

Baca juga: Kemacetan Arus Mudik Sebelum Ada Tol Trans Jawa, Jalur Neraka Pantura

"Artinya, jika terjadi benturan, gesekan, tabrakan, itu manusia langsung kena. Akibatnya, tubuh manusia yang rentan itu langsung fatal," kata Jusri.

Petugas Kepolisian menghalau pemudik motor yang melawan arah untuk menghindari posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021). Pada H-3 jelang Hari Raya Idul Fitri 1422 H petugas gabungan dari TNI,Polri, Dishub dan Satpol PP memperketat penjagaan pemudik di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang.ANTARA FOTO/FAKHRI HERMANSYAH Petugas Kepolisian menghalau pemudik motor yang melawan arah untuk menghindari posko penyekatan mudik di Kedungwaringin, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, Minggu (9/5/2021). Pada H-3 jelang Hari Raya Idul Fitri 1422 H petugas gabungan dari TNI,Polri, Dishub dan Satpol PP memperketat penjagaan pemudik di perbatasan Kabupaten Bekasi dan Karawang.

Selain itu, motor kurang cocok buat jadi alat transportasi mudik karena mengendarai motor butuh konsentrasi tinggi karena pemotor meski melakukan banyak tugas dalam satu waktu.

"Aktivitas kegiatan mengendarai sepeda motor itu berbeda dengan mengoperasikan moda transportasi lain," ungkap Jusri.

"Motor itu multitugasnya luar biasa. Kalau motor terbuka dan pada saat yang sama dia melakukan tugas yang banyak seperti mengerem, kopling, dan lainnya," katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau