Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Benarkah Mobil Matik Lebih Rawan Alami Rem Blong?

Kompas.com - 17/02/2022, 11:02 WIB
Aprida Mega Nanda,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil transmisi matik kerap dipilih oleh para pengemudi yang tidak mau disibukkan dengan menginjak pedal kopling, dan memindahkan tuas persneling.

Dengan berbagai kemudahan yang ditawarkan, tak heran jika banyak yang beranggapan bahwa mengendarai mobil matik lebih nyaman ketimbang mengemudi mobil manual.

Tetapi, di balik kenyamanan yang ditawarkan tersebut ternyata ada juga hal yang perlu diwaspadai saat mengendarai mobil matik.

Baca juga: Cara Benar Derek Mobil Transmisi Matik yang Mogok

Terutama saat melintas di kawasan pegunungan atau jalan dengan rute naik dan turun seperti kawasan puncak. Pasalnya, dengan transmisi otomatis, kebanyakan pengendara hanya mengandalkan rem saja untuk mengurangi kecepatan kendaraan.

Padahal, rem yang sering digunakan akan berbahaya karena bisa menyebabkan terjadinya vapor lock atau masuknya uap udara di dalam selang rem.

Kondisi ini bisa membuat rem tidak berfungsi dengan sempurna atau seperti ngeblong.

Ilustrasi mobil saat turunanStanly/Otomania Ilustrasi mobil saat turunan

Dealer Technical Support Dept. Head PT. Toyota Astra Motor (TAM) Didi Ahadi mengatakan, mobil matik tidak seperti mobil manual yang bisa menggunakan engine untuk mengurangi kecepatan kendaraan terutama saat di jalan menurun.

“Kalau mobil matik tidak memasukkan gigi rendah tapi hanya mengandalkan rem saja untuk mengurangi kecepatan,” ucap Didi saat dihubungi Kompas.com belum lama ini.

Didi melanjutkan, penggunaan rem yang berlebih bisa menyebabkan panas atau minyak rem menjadi mendidih. Efeknya adalah terjadi vapor lock pada sistem pengereman mobil dengan transmisi otomatis.

Baca juga: Agar Kampas Rem Mobil Tak Cepat Aus, Ubah Cara Mengemudi

Untuk mencegah hal tersebut, pemilik mobil transmisi matik bisa menggunakan engine brake yang ada pada low gear, bisa pada L atau pada beberapa tipe matik ada yang di posisi tuas 2.

“Cara menggunakan engine brake cukup memindahkan tuas dari D ke 2 atau L, sebaiknya dilakukan dalam kecepatan rendah,” ujar Hermas Prabowo, Pemilik Worner Matic.

Misalnya, lanjut Hermas, tuas digeser saat laju mobil tidak lebih dari 30 km per jam (kpj), agar tidak menimbulkan overspeed.

“Penggunaan engine brake sebaiknya dilakukan pada jalan turunan yang curam. Hal ini bertujuan untuk membantu kinerja rem, agar beban rem tidak terlalu berat,” katanya.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau