JAKARTA, KOMPAS.com - Pertamina Mandalika International Street Circuit, Lombok, menjadi kotor sehabis diguyur hujan. Untuk membersihkannya, ternyata para pebalap yang dipaksa untuk melakukannya.
Sebelumnya, para pebalap MotoGP sempat turun ke lintasan hingga membuat motor balap dan baju balap yang digunakan kotor seperti melewati lumpur. Jalannya sesi tes pra-musim MotoGP 2022 sempat dihentikan dengan berkibarnya Red Flag.
Tidak lama kemudian, trek kembali dibuka dan para pebalap pun melanjutkan sesi tes. Tapi, ternyata kondisi tersebut menyebabkan kontroversi di antara pebalap dan Race Direction.
Baca juga: Lihat Dekilnya Motor dan Wearpack Pebalap Saat Mandalika Diguyur Hujan
Para pebalap MotoGP diajak untuk rapat membahas kondisi trek. Akhirnya, dibuat keputusan untuk mengeluarkan mandat yang mengharuskan masing-masing pebalap untuk turun ke lintasan dan melakukan 20 lap.
There's something right about #MotoGP bikes riding around Mandalika! ????
Get a glimpse of the riders taking their first laps around the new Indonesian circuit! ????????#MandalikaTest pic.twitter.com/MqhCnXGbmZ
— MotoGP™???? (@MotoGP) February 11, 2022
Tujuannya agar kotoran tersebut terangkat dan racing line menjadi bersih. Sehingga, kondisi trek bisa lebih membaik.
"Kami mengadakan rapat untuk memutuskan apakah mencoba membersihkan trek dengan mesin atau dengan motor. Setiap pebalap sebenarnya tidak benar-benar ingin membalap," ujar Andrea Dovizioso, dikutip dari Crash.net, Sabtu (12/2/2022).
Dovizioso menambahkan, jika bisa membersihkan trek dengan cara lebih baik, menggunakan mesin, maka lebih baik untuk tidak membalap hari ini dan menunggu hingga besok. Namun, tidak ada cara lain yang lebih baik dan pebalap yang harus melakukannya dengan motornya masing-masing.
Baca juga: Motor dan Wearpack Sampai Dekil, Ini Penyebab Trek Sirkuit Mandalika Kotor
"Semua orang takut, tapi pada akhirnya ini adalah keputusan yang tepat. Sebab, trek menjadi lebih layak di bagian racing line. Kami bisa mulai memahami trek, jalur, dan catatan waktu mulai normal," kata Dovizioso.
Dovizioso mengatakan, ini adalah keputusan yang tepat, tapi hal seperti ini tidak seharusnya terjadi. Racing line memang berangsur normal, tapi sangat sempit, dan pebalap tidak bisa melakukan kesalahan.
Menurut Brad Binder, keputusan tersebut sangat tepat. Binder mengatakan, membersihkan trek dengan mesin tidak begitu bagus, butuh karet untuk membersihkannya lebih baik.
"Masih kotor dan licin dan sangat mudah membuat ban depan atau belakang tergelincir, khususnya di permulaan. Sangat sulit untuk mempelajari trek, karena Anda tidak benar-benar pada jalur yang sempurna. Anda tidak bisa masuk lebih dalam dan tidak bisa selalu mempercayakan pengereman ketika menikung," ujar Binder.
Takaaki Nakagami mengatakan, dirinya sempat melihat motor Fabio Quartararo ketika disalip. Motornya sangat kotor dan penuh dengan lumpur.
"Tapi, sejujurnya ini berangsur menjadi lebih baik, khususnya pada siang hari. Tingkat cengkeramannnya meningkat jauh," kata Nakagami.
Ide untuk mengharuskan pebalap turun ke lintasan dan melakukan 20 lap sebenarnya dari Alex Marquez. Dia mengaku bahwa dirinyalah yang memberikan ide tersebut pada Race Direction.
"Memang benar jika Anda melakukan kesalahan kecil, Anda akan keluar jalur, dan bisa terjatuh. Tapi, racing line tidak begitu buruk, dan cengkeraman dari aspal juga tidak buruk. Hanya saja sangat kotor. Tapi, dari tingkat cengkeramannya, tidak buruk," ujar Alex.
Aleix Espargaro merupakan salah satu pebalap yang menyatakan bahwa keputusan tersebut sangat berbahaya. Menurutnya, sesi tes hari Jumat (11/2/2022) ini sudah melewati batas.
"Treknya tidak cukup aman untuk digunakan, sama sekali tidak. Kami cukup biasa datang ke sirkuit yang banyak debu. Saya ingat Qatar pada hari Kamis. Itu masih oke, tapi hari ini bukan masalah sedikit debu. Hari ini, trek tidak bisa dikendarai. Sangat tidak aman," kata Aleix.
"Keputusan yang mereka ambil, tim dengan Dorna, untuk memaksa kami semua membalap hanya untuk membersihkan lintasan, saya sangat tidak menyukainya. Saya sangat marah. Tentu saja, itu berhasil. Jika Anda menempatkan 24 motor di trek tiap lapnya akan bersih. Tapi, itu bukan solusi. Saya tidak berada di sini untuk membersihkan trek," ujarnya.
Aleix menambahkan, selain tidak aman untuk digunakan membalap, orang yang bisa memaksanya untuk turun ke lintasan hanyalah Massimo Rivola, pimpinan Aprilia Racing, dan mungkin Colaninno, CEO Piaggio.
"Selain itu, tidak ada yang memiliki hak untuk memaksa saya turun ke lintasan, khususnya saat tes. Jika aman, saya akan membalap. Bahkan, jika tidak aman, saya yang putuskan apakah saya akan membalap," kata Aleix.
Aleix mengaku, dirinya akhirnya turun ke lintasan sebagai bentuk solidaritas terhadap pebalap lainnya. Meski demikian, dia tetap kesal dan marah dengan kondisi tersebut.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.