JAKARTA, KOMPAS.com - Mobil dengan transmisi manual masih menjadi pilihan bagi sebagian masyarakat Indonesia untuk menemani kegitan sehari-hari.
Bukan tanpa alasan, mobil dengan transmisi manual dinilai memiliki harga lebih terjangkau, tangguh melintasi berbagai medan jalan, hingga anggapan biaya perawatan mudah dan murah.
Baca juga: Honda Luncurkan PCX 160 Endless Sport Edition
Namun, masih banyak juga pengemudi mobil manual yang melakukan kebiasaan buruk pada saat mengemudikan mobil.
Kebiasaan tersebut secara tidak sadar dapat merusak komponen mobil sehingga membutuhkan biaya perawatan lebih.
Training Director Real Driving Center (RDC) Marcell Kurniawan mengatakan, kesalahan paling umum dan sering dilakukan pengemudi mobil transmisi manual adalah cara menginjak pedal kopling.
"Pertama kaki selalu standby di pedal kopling. Meski hanya menempel, tapi ini bisa menyebabkan kopling cepat aus. Lagipula, itu berpotensi menyebabkan kecelakaan," katanya kepada Kompas.com belum lama ini.
Marcell menyarankan, sebaiknya ketika berada di lampu merah atau jalanan macet kembalikan tuas transmisi ke posisi netral dan istirahatkan kaki dari pedal kopling. Terlebih saat mobil tengah berjalan.
Baca juga: Marc Marquez Akhirnya Cerita Awal Mula Gegar Otak sampai Diplopia
Hal yang sama juga dikatakan oleh Trainer Indonesia Safety Driving Center (ISDC) Norman Syam pada kesempatan terpisah. Pada saat berhenti, lebih baik menggunakan rem tangan daripada harus menempelkan kaki pada pedal kopling.
"Kalau takut untuk melepaskan kaki dari kopling ketika mobil diam, pakai rem tengan saja. Lebih baik dibandingkan kaki terus menempel di kopling. Bahaya dan buat otot pegal," kata Norman.
Kesalahan umum kedua, pengemudi menginjak gas pada saat kendaraan akan mulai dijalankan. Hal itu berbahaya karena berpotensi membuat mobil terhentak dan maju dengan kecepatan yang mengagetkan pengemudi.
"Cukup lepas perlahan kopling saja, khususnya di jalanan rata. Kemudian tambahkan gas sedikit," kata Marcell.
Selanjutnya, pedal kopling tidak diinjak hingga penuh ketika melakukan perpindahan gigi. Menurut Technical Service Executive Coordinator PT Astra Daihatsu Motor (ADM) Anjar Rosjadi, kebiasaan itu bisa membuat dog-clutch cepat rusak.
Baca juga: Catat Biaya dan Cara Perpanjangan SIM Secara Online
"Terakhir, dalam hal efisiensi bahan bakar, masih sering perpindahan gigi tidak disesuaikan dengan kecepatan atau putaran mesin mobil," ucap Marcell.
Jangan Parkir dengan Memasukkan Gigi
Menarik hand brake atau rem tangan, saat mobil parkir sudah menjadi hal yang lumrah dilakukan oleh para pemilik mobil. Rem tangan ini memiliki fungsi agar mobil tidak bergerak, meski perseneling mobil dalam posisi netral.
Hanya saja, tidak semua pemilik mobil mempunyai perilaku yang seperti itu. Ada beberapa, terutama pengguna mobil transmisi manual memilih menahan gerak mobil dengan cara memasukkan gigi perseneling atau tidak menetralkan mobil.
Biasanya, hal ini dilakukan saat mobil parkir dalam waktu yang cukup lama sehingga mereka memilih menggunakan persneling dibandingkan dengan rem tangan.
Salah satu alasannya adalah untuk menjaga komponen hand brake agar tidak cepat rusak jika harus menahan beban mobil dalam waktu yang lama.
Baca juga: Daftar Harga Mobil Honda per Januari 2022
Padahal, langkah memasukkan persneling saat parkir justru dinilai tidak tepat. Pasalnya, perilaku ini bisa membahayakan, terutama saat mobil akan mulai dijalankan. Jika sang sopir lupa tidak mengecek persneling bisa jadi mobil akan meloncat saat pertama kali distarter.
“Beberapa peristiwa terjadi bahwa saat parkir dengan memasukkan gigi persneling orang yang memakai berbeda, sehingga saat mobil distarter mobil meloncat dan bisa juga menimbulkan kecelakaan,” kata Kepala Bengkel Auto2000 Cilandak, Suparna.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.