Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Program LCEV Resmi Bergulir, Ini Kategori Kendaraannya

Kompas.com - 11/01/2022, 08:22 WIB
Ruly Kurniawan,
Agung Kurniawan

Tim Redaksi

JAKARTA, KOMPAS.com - Regulasi Kendaraan Bermotor Roda Empat Emisi Karbon Rendah atau Low Carbon Emission Vehicle (LCEV) akhirnya terbit, melalui Peraturan Menteri Perindustrian (Permenperin) Nomor 36 Tahun 2021.

Diundangkan pada 31 Desember 2021, payung hukum tersebut merupakan turunan dari Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 73 Tahun 2019 yang sudah diubah menjadi PP Nomor 74 Tahun 2021 tentang Barang Kena Pajak yang Tergolong Mewah Berupa Kendaraan Bermotor Dikenai PPnBM.

Regulasi ini juga mengatur kategori LCEV, yaitu Kendaraan Bermotor Roda Empat yang Hemat Energi dan Harga Terjangkau (KBH2) alias Low Cost Green Car (LCGC), Full Hybrid Electric Vehicle, Mild Hybrid Electric Vehicle.

Baca juga: Berharap Insentif PPnBM Berlanjut, Target Gaikindo Tahun Ini Belum Berubah

Booth asosiasi kendaraan listrik Periklindo pada ajang IEMS 2021KOMPAS.com/DIO DANANJAYA Booth asosiasi kendaraan listrik Periklindo pada ajang IEMS 2021

Lalu, Plug-in Hybrid Vehicle (PHEV), Battery Electric Vehicle (BEV), Flexy Engine Vehicle, dan Fuel Cell Electric Vehicle (FCEV) alias mobil hidrogen.

Hanya saja untuk ketentuan dari kendaraan terkait tidak berubah sesuai masing-masing aturan yang telah diresmikan sebelumnya. Misalnya pada KBH2, yakni mengacu pada Permenperin 33 tahun 2013.

Dalam aturan itu, KBH2 merupakan kendaraan bermotor dengan kapasitas silinder sampai dengan 1.200 cc atau kompresi diesel isi silinder sampai dengan 1.500 cc.

Kemudian hasil pengujian konsumsi bahan bakar minyak (BBM)-nya paling rendah 20 kilometer per liter untuk bensin dan 21,8 kilometer per liter di kendaraan diesel atau tingkat emisi CO2 sampai 120 gram per kilometer.

Baca juga: Dasar Hukum Tanggung Jawab Pengelola Jalan Tol Atas Kecelakaan

Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) melihat berbagai mobil baru yang diluncurkan pada pembukaan GAIKINDO Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (11/11).Humas Kemenperin Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita (kanan) mendampingi Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) melihat berbagai mobil baru yang diluncurkan pada pembukaan GAIKINDO Indonesia International Motor Show (GIIAS) 2021 di ICE BSD, Tangerang, Banten, Kamis (11/11).

Adapun mengenai harga, besaran harga jualnya paling tinggi Rp 135 juta berdasarkan lokasi kantor pusat agen pemegang merek. Ini merupakan harga penyerahan ke konsumen sebelum pajak daerah dan BBN-KB.

Tetapi dalam keadaan tertentu, produsen bisa mengusulkan penyesuaian harga KBH2 karena perubahan indikator ekonomi, penambahan teknologi, penyesuaian standar emisi, serta penambahan fitur keselamatan.

Namun KBH2 sudah tidak lagi dibebaskan dari PPnBM karena disesuaikan lewat PP 74/2021 dengan pengenaan tarif PPnBM senilai 15 persen dengan Dasar Pengenaan Pajak 20 persen dari harga jual (jadi 3 persen).

Sementara spesifikasi mengenai mobil hibrida, PHEV, BEV, Flexy Engine, dan FCEV sesuai Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2009 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (KBLBB).

Baca juga: Mengenal ISOFIX, Fitur Keselamatan Anak pada Mobil

Ilustrasi jajaran produksi Daihatsu di segmen LCGC (Low Cost Green Car) atau mobil murah.DOK. ASTRA DAIHATSU MOTOR Ilustrasi jajaran produksi Daihatsu di segmen LCGC (Low Cost Green Car) atau mobil murah.

Mobil hybrid syaratnya memiliki isi silinder sampai 4.000 cc serta konsumsi BBM lebih dari 15,5 kpl untuk bensin atau 17,5 kpl di mesin diesel atau tingkat emisi CO2 sampai dengan 150 gram per kilometer.

Kemudian memiliki baterai dengan tekanan paling besar 60 volt dengan menggunakan logo teknologi mild hybrid atau full hybrid di mobilnya.

Untuk PHEV, konsumsi BBM-nya lebih dari 28 kpl untuk bensin maupun 100 kpl untuk mesin diesel. Lalu bisa menjalankan fungsi kendaraan hanya digerakkan oleh motor listrik untuk jarak tertentu, paling sedikit 40 km.

Tentu, mobil juga memiliki sistem pengisian daya dari luar (external plug).

Sedangkan BEV, merupakan mobil yang hanya menggunakan motor listrik sebagai penggeraknya dan memiliki sistem penyimbanan baterai sebagai sumber daya yang bisa diisi ulang.

Mobil juga memiliki komponen utama paling sedikit meliputi motor listrik, baterai, dan unit kontrol daya atau penyearah daya (inverter). Serta, punya sistem pengisian daya dari luar atau eksternal.

Baca juga: Indonesia Gagal Akuisisi Perusahaan Kendaraan Listrik Jerman

Perjalanan test drive jajaran mobil hybrid dan PHEV Toyota, dari Banyuwangi-Bali, 9-11 Oktober 2019.CUTENK Perjalanan test drive jajaran mobil hybrid dan PHEV Toyota, dari Banyuwangi-Bali, 9-11 Oktober 2019.

FCEV sendiri, kendaraan yang hanya menggunakan motor listrik sebagai penggerak kendaraan dan menggunakan sel bahan bakar sebagai sumber energinya.

Adapun Flexy Engine, menggunakan atau mampu adaptif dengan bahan bakar nabati 100 persen.

Lalu punya peralatan sistem otomatisasi baik mekanikal atau elektrikal yang fleksibel untuk melakukan penyesuaian proses pembakaran mesin.

"LCEV sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 harus memenuhi persyaratan persyaratan sesuai dengan jenis kategorinya," tulis aturan tersebut.

"Pemenuhan persyaratan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dibuktikan dengan hasil verifikasi yang dilakukan oleh Lembaga Verifikasi," lanjut regulasi itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.



Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
komentar di artikel lainnya
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com
atau