JAKARTA, KOMPAS.com – Penjualan mobil listrik secara nasional masih terbilang sedikit dibandingkan negara-negara maju. Guna mendorong penetrasinya, perlu ada strategi yang disiapkan dalam rangka peralihan dari mobil ICE (Internal Combustion Engine) ke EV (Electric Vehicle).
Toto Pranoto, pengamat BUMN dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis UI, mengatakan, secara umum baterai memegang peran yang penting dalam penentuan harga jual mobil listrik.
Menurutnya, jika harga baterai bisa ditekan, misalnya dengan memproduksi lokal komponen tersebut dalam jangka panjang, maka akan langsung berdampak pada menurunnya harga jual.
Baca juga: Kasih Sein Kanan Belok Kiri, Emak-emak Adu Mulut dengan Biker
“Sehingga dari konteks ini, struktur industri lokal harus dibuat sedemikian rupa, sehingga betul-betul bisa jadi sangat efisien,” ujar Toto, dilansir dari webinar yang disiarkan Youtube ILUNI UI (22/11/2021).
Meski begitu, dalam membangun industri baterai mobil listrik, negara butuh capital expenditure yang besar dan kemampuan negosiasi yang baik dengan para pemain global.
“Jadi prinsipnya harus win-win. Tentu tidak ada teknologi yang gratis, kita yang harus merebutnya. Makanya saya kira ketentuan regulasi, kaitan dengan tumbuhnya TKDN, tumbuhnya supporting industry yang kuat itu juga suatu keharusan,” ucap Toto.
Baca juga: Cara Bayar Pajak Kendaraan Tanpa Harus ke Samsat
“Bahwa memang harus dibangun dari ekosistem ini supaya betul-betul strukturnya bisa menjadi kuat. Kalau struktur kuat dan efisien, mestinya harga bisa lebih kompetitif untuk market,” kata dia.
Namun demikian, sebelum melangkah lebih jauh memproduksi baterai mobil listrik secara lokal, industri mobil listrik perlu strategi jangka pendek. Tujuannya untuk merangsang minat orang membeli mobil ramah lingkungan ini.
“Kalau infrastruktur, kaitannya penyediaan charging station, kaitannya dengan baterai swab dan lain-lain bisa dilakukan dengan lebih cepat. Orang merasa tidak akan ada kesulitan kalau lagi kemanapun, karena sudah tersedia fasilitasnya,” kata Toto.
“Mungkin akan lebih mudah dan masyarakat lebih percaya, bahwa pergi kemanapun tidak akan kesulitan. Tapi kalau infrastruktur berjalan agak lambat, ya mungkin ada hal-hal yang harus diperbaiki dengan lebih cepat,” tuturnya.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.